REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Agung Danarta meminta maaf kepada masyarakat atas tulisannya yang dimuat di sebuah harian lokal Yogyakarta yang dinilai menjiplak tulis Robby Abror dosen Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Permintaan maaf Sekum PP Muhammadiyah itupun dimuat di surat pembaca koran lokal tersebut, Kamis (26/8). Saya sudah meminta maaf kepada semuanya, mungkin ini kelalaian saya," terangnya saat dihubungi Republika. Menurut Agung masalah itupun telah selesai setelah dirinya meminta maaf melalui surat pembaca di koran lokal Yogya tersebut.
Agung juga mengaku sudah bertemu langsung denga Robby Abror, pada Sabtu (21/8) lalu. Saat itu dirinya juga sudah meminta maaf secara langsung dan Robby sendiri menurut Agung sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Diakuinya, indikasi penjiplakan tersebut terjadi saat dirinya diminta koran lokal ternama di Yogyakarta untuk menulis hikmah ramadhan. Agung menulis puasa ramadhan. Tulisan itupun dimuat di halaman satu surat kabar terkemuka di Yogyakarta tersebut tanggal 19 Agustus 2010 lalu.
Namun Robby Abror yang juga aktif di Muhammadiyah mengirimkan surat pembaca ke koran tersebut yang intinya meminta Sekum PP Muhammadiyah itu meminta maaf karean telah menjiplak tulisannya yang diterbitkan di majalah suara Muhammadiyah No 17 TH KE-92/1-15 September 2007 M dalam rubrik “Wawasan Islam” halaman 30-31. Surat pembaca itupun dimuat di koran itu tanggal 24 Agustus 2010 lalu.
Sebelum surat pembaca itu keluar, Agung sudah bertemu dengan Robby sendiri dan melakukan pembicaraan terkait hal tersebut. Dan akhirnya masalah itu dianggap selesai setelah Agung juga mengirimkan surat pembaca di koran tersebut yang intinya meminta maaf atas hal itu.
"Memang saat diminta menulis di koran itu saya mengambilnya lewat internet. Tulisan itupun lebih pendek dari aslinya dan sudah berkurang disana-sini" terang Agung. Menurutnya, didunia dakwah, saling meminta dan memgambil bahan untuk dakwah speerti halnya khotbah Jumat adalah hal yang biasa. "Tetapi barangkali lain ketika dituangkan dalam dakwah tulisan. Ituyang belum saya tahu," tambahnya.
Karena itulah dirinya meminta maaf pada semua pihak dan berjanji akan lebih berhati-hati dikelak kemudian hari. Kasus itupun menurutnya, tidak akan mengganggu kinerjanya di Muhammadiyah ke depan termausk hubungannya dengan Abror sendiri.