Sabtu 28 Aug 2010 04:30 WIB

Ratusan TKI di Arab Saudi Masih Telantar

Rep: Ilyas/ Red: Endro Yuwanto
TKI/ilustrasi
TKI/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tidak kurang dari 250 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi telantar. Mereka terpaksa harus bermukim di kolong jembatan setelah niat mereka untuk pulang ke Indonesia tidak tersampaikan lantaran tak punya biaya pulang.

TKI telantar yang kebanyakan perempuan itu mengaku tidak memiliki tempat tinggal dan terpaksa meninggalkan pekerjaannya demi menjaga kehormatan diri. Mereka mengaku seringkali mendapatkan ancaman pemerkosaan serta menerima kekerasan dari majikan tempat mereka bekerja.

Maimuna, seorang TKW di Arab Saudi, mengatakan, persoalan yang dialami ratusan TKI itu sangat beraneka ragam, mulai dari pemerkosaan, tidak pernah diberi gaji oleh majikannya, hingga penganiayaan berat. "Ada TKI yang matanya sampai buta gara-gara disiksa," kata Maimuna saat menghubungi Republika melalui telepon seluler, Jumat (27/8).

Perbuatan biadab itu, menurut Maimuna, sudah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Namun, aparat kepolisian tidak mengindahkan laporan mereka. "Polisi di sini bukannya menolong, malah mereka juga menyepelekan wanita Indonesia," jelas TKI asal Indramayu, Jawa Barat ini.  

Akibatnya, kata Maimuna, banyak TKI yang sudah pasrah dan memilih kabur dari majikan mereka. Mereka ingin menghirup udara bebas dari siksaan itu dan memilih meninggalkan negeri rantau itu dan pulang ke Indonesia. Namun, rencana pulang itu kandas di tengah jalan. Sebab, modal mereka untuk pulang ke Indonesia tidak mencukupi. Sehingga mereka terpaksa bermukim di kolong-kolong jembatan di Jeddah, Arab Saudi.

Di antara banyak korban, Maimuna menyebutkan nama Yati, TKW asal Ngawi Jawa Timur. Menurutnya, cerita tentang Yati sangat menyedihkan, karena dia sudah putus asa untuk pulang lantaran penyakit yang dideritanya. Dikatakannya, Yati saat ini sakit parah akibat penganiayaan yang seringkali dilakukan majikannya sendiri.

KJRI tak peduli

Dalam kondisi seperti itu, para TKI itu melakukan aksi di depan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) agar bisa dipulangkan ke Indonesia. Namun, aksi mereka pun tak membuahkan hasil. Sebab tak ada respon positif dari pihak KJRI untuk memulangkan mereka. "Di sini kami betul-betul kesulitan. Orang-orang di KJRI tidak ada yang baik, malah mereka membela orang-orang Saudi," keluh Maimuna.

Maimuna membantah jika para TKI yang terlantar itu ilegal. Menurutnya, mereka sebenarnya resmi tapi karena majikannya sering melakukan kekerasan, akhirnya mereka memilih kabur. Dia juga menyayangkan sikap Penanggung Jawab TKI (PJTKI) yang seolah tidak tahu menahu dengan masalah yang dihadapi TKI yang dibawanya. Oleh karenanya, dia juga minta ketegasan Pemerintah Indonesia agar betul-betul mengatur keberadaan PJTKI. "Semoga ada tanggapan oleh Negara Indonesia agar para PJTKI yang ilegal segera ditanggulangi oleh aparat yang bertanggung jawab," harapnya.

Maimuna juga berharap ketegasan Presiden SBY agar menolong memulangkan mereka supaya tidak telantar di negeri orang. "Satu-satunya yang bisa menolong kami sekarang hanya presiden," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement