REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Mendiknas Mohammad Nuh menjamin keamanan mahasiswa dan pelajar Malaysia di Indonesia terkait dinamika hubungan Indonesia-Malaysia dalam beberapa pekan terakhir. Staf khusus Mendiknas Sukemi dalam rilis yang diterima di Surabaya, Senin (30/8), menyebutkan bahwa Mendiknas Mohammad Nuh telah melakukan komunikasi dengan Wakil PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin (29/8).
Sebaliknya, Malaysia juga akan melakukan hal sama kepada para mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri jiran tersebut. "Kami sepakat dunia pendidikan harus diselamatkan karena pendidikan tidak boleh terpangaruh oleh pasang-surutnya dinamika hububungan kedua negara," kata Mendiknas dalam rilis itu.
Selain dengan Wakil PM Malaysia yang juga Menteri Pelajaran Malaysia (Mendiknas), Muh. Nuh juga telah berkomunikasi dengan Sekjen Kementerian Pelajaran Malaysia Tan Sri Dr. Zulkurnain untuk menyepakati keamanan mahasiswa dan pelajar kedua belah pihak.
"Kami sepakat hubungan pendidikan, termasuk di dalamnya keberadaan mahasiswa dan pelajar, tidak dikait-kaitkan dengan kondisi dinamika hubungan Indonesia-Malaysia saat ini," katanya,
Mantan Menkominfo itu menjelaskan, dunia pendidikan atau dunia ilmu pengetahuan tidak boleh sedikit pun terganggu dengan apa pun, karena pada dasarnya ilmu itu sifatnya terbuka untuk siapa saja dan lintas batas.
"Artinya, tidak boleh ada hambatan apa pun dalam mencari atau menuntut ilmu bagi seseorang. Karena sifatnya yang demikian itulah maka tidak boleh ada sedikit pun penghalang bagi para mahasiswa dan pelajar ketika misalnya hubungan negara mengalami dinamika dalam diplomatik," katanya.
Nuh berharap mahasiswa dan pelajar Indonesia yang berada di Malaysia maupun sebaliknya mahasiswa dan pelajar Malaysia yang berada di Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan kondisi terakhir ini.
"Saya sudah berkomunikasi dan bersepakat dengan Wakil PM Malaysia yang juga Mendiknas agar dunia pendidikan tidak memperkeruh situasi saat ini, karena itu jaminan keamanan perlu kami berikan kepada mahasiswa dan pelajar kedua negara," katanya.