Selasa 31 Aug 2010 01:31 WIB

Imam New York: Isu Pembangunan Masjid Telah Dipolitisasi

Imam Feisal Abdul Rauf
Foto: AP
Imam Feisal Abdul Rauf

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI--Imam Masjid New York, Imam Feisal Abdul Rauf, menyatakan rencana pembangunan masjid dua blok dari Ground Zero telah dibelokkan untuk kepentingan politik, tepatnya untuk kepentingan pemilu Nobember ini. Kubu penolak masjid, katanya, berusaha meraup simpati sebanyak-banyaknya dari para pemilih dengan mengambil posisi yang berseberangan itu.

"Tidak ada keraguan bahwa musim pemilu berdampak besar pada sifat wacana," katanya, seperti dikutip oleh surat kabar yang berbasis di Abu Dhabi,  The National. Ia berada di negara itu sebagai bagian dari perjalanan menggalang dana.

Rauf, yang tidak mengutip apapun ras politik tertentu mungkin terkait dengan protes, menyatakan banyak calon konservatif dan tokoh politikmasuk dalam barisan penentang proyek senilai 100 juta dolar AS ini.

Beberapa politisi Partai Republik yang berjuang meraih dukungan untuk pemilu paruh waktu di seluruh Amerika Serikat telah menggunakan proyek ini sebagai isu kampanye setelah konservatif nasional Newt Gingrich dan Sarah Palin mengumumkan penentangan mereka. Kevin Calvey, calon  Republik untuk Kongres di Oklahoma, menyatakan pemimpin Muslim yang terkait dengan masjid "jelas simpatisan teroris."

Bahkan Demokrat merasakan kuatnya  tekanan untuk menanggapi perdebatan.

Presiden Barack Obama telah mengatakan Muslim memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka dan membangun pusat Islam di Manhattan bawah. Obama kemudian mengatakan ia tidak mendukung secara spesifik rencana tersebut.

Rauf menyatakan, penolakan kali ini lebih berat bagi Muslim, dibanding  arus perjuangan umat Islam AS untuk menghadapi prasangka dan fobia di masa lalu. Ia menyamakan kebencian terhadap Muslim kali ini seperti kebencian atas imigran Katolik Roma dan gerakan antisemit sebelum Perang Dunia II.

"Dan inilah mengapa sangat penting, masalah radikalisme merupakan ancaman bagi kita semua," ia mengatakan. "Radikalisme ada di dunia Muslim dan dalam tradisi iman yang lain."

Itu sebabnya, kata dia, pembangunan pusat budaya Islam di New York itu menjadi penting. "Jadi kita butuhkan sekarang untuk melawan suara-suara radikal. Itulah satu-satunya cara kita bisa memenangkan perjuangan ini, dan membangun suatu tatanan dunia yang damai, yang semua orang apa keinginan dan kebutuhan semua orang," katanya kepada koran.

Dia sejauh ini dihindari pernyataan yang ekstensif menangani oposisi terhadap proyek atau baru kekerasan anti-Muslim, termasuk mengiris dari seorang sopir taksi di New York minggu lalu. Imam mengatakan Muslim di Amerika Serikat merupakan bagian dari bangsa itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement