REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Jika anda sedang di pusat perbelanjaan dan butuh melaksanakn sholat, kerap kali menemukan musholla di basement atau di sudut mall. Namun itu tidak berlaku di salah satu pusat perbelanjaan terbesar se-Asia Tenggara yang letaknya di kawasan Jakarta Pusat, yakni ITC Cempaka Mas.
Di tengah megah dan hiruk pikuknya kesibukan mall yang juga memiliki lahan parkir sangat luas dan nyaris tak pernah sepi dari pembeli, manajemen ITC justru mendirikan bangunan masjid terpisah dari mall. Keberadaan masjid, selain membuat nyaman ibadah shalat juga menjadi tempat tujuan melepas penat sejenak seusai berbelanja.
Ia bernama masjid Al-Muttaqin. Bentuknya tidak terlalu besar namun cukup megah untuk kalangan pusat ritel. Letaknya berada tepat di depan pintu timur ITC Cempaka Mas.
Tangga untuk jamaah pria dan wanita disediakan secara terpisah. Melalui anak tangga menuju area shalat, angin sepoi-sepoi pun menyapa jamaah yang hendak berwudhu. Sederetan keran ditempatkan menghadap ke area parkir yang sangat luas. Beberapa poster tata cara wudhu pun terpampang agar para pengunjung dapat mencontoh sunnah Rasul tersebut.
Tak hanya poster tata cara wudhu, berbagai poster doa-doa yang sering dibaca Rasul saw, pun turut ditempel di dinding yang letaknya hanya beberapa meter dari tempat wudhu, juga artikel-artikel lain, semisal fatwa shalat membawa anak, berjalan di depan orang shalat, hingga informasi Islami mengenai dunia keislaman.
Memasuki pintu masjid, ditempatkan kaca besar untuk jamaah wanita agar tidak bersolek di aula utama masjid. Tak ketinggalan ada dua mesin cuci khusus untuk mencuci puluhan mukena yang disediakan bagi pengunjung.
Tepat di dekat daun pintu, empat kotak amal kaca disediakan, yakni kotak yatim, kotak dhuafa, kotak kebersihan masjid dan kotak dakwah. Di seberang kotak amal, lukisan ka’bah nan besar masjid pun terpampang megah. Di belakang jemaah wanita, petugas mukena siap sedia melayani pengunjung untuk memilih mukena.
Masjid itu dibangun sekitar tahun 2000 tepat saat mall megah tersebut resmi didirikan. Menurut kepala pengurus masjid Al-Muttaqin, Taufiq M. Hasan, bangunan itu terwujud karena manajer umum proyek ITC waktu itu adalah seorang muslim. ‘’Namanya Yogi Prayogi. Beliau minta agar ada lahan mall disisihkan secara terpisah untuk masjid,’’ kata Taufiq, Senin (30/8) petang.
Selain itu, lanjut Taufiq, pada awal berdirinya Yogi membutuhkan beberapa pedagang Tanah Abang untuk bergabung di ITC Cempaka Mas. ‘’Nah, para pedagang itu memberi syarat, yaitu harus ada masjid,’’ ungkap Taufiq.
Masjid yang pernah menjuarai predikat masjid terbersih dalam lomba kebersihan antar musholla di pusat perbelanjaan dan hotel berbintang dari Pemprov DKI Jakarta Tahun 2004 ini juga disebut Taufiq sebagai masjid musafir. ‘’Karena letaknya di mall. Siapa pun setiap saat, bisa datang dan pergi," ujarnya.
Shalat berjamaah dalam masjid pun tak pernah absen. Apalagi, imbuhnya, ketika masuk tanggal muda, tanggal favorit untuk belanja.
Selain jama’ah dari pengunjung ITC, bus-bus pariwisata pun tak jarang memarkirkan kendaraan mereka di kompleks itu. ‘’Parkirnya kan luas. Nah, bagi kendaraan yang memarkir disini lebih dari dua jam, maka supirnya dapat komisi dari ITC berupa uang tunai Rp 100 ribu,’’ jelasnya.
Satu lagi keistimewaan masjid ini yaitu rak-rak berisikan buku bacaan. Menurut Taufik, buku itu memang disediakan untuk para jamaah jika sedang istirahat melepas lelah. ‘’Kalau disediakan ruang khusus kan jamaah suka ragu atau malu untuk masuk. Makanya, ditaruh disini aja. Yang mau baca, silahkan,’’ katanya.
Alokasi Kotak Amal
Buku-buku itu, lanjut Taufiq dibeli dari hasil infak jamaah dari kotak amal ‘dakwah’ tersebut. ‘’Jadi tiap ada Islamic bookfair, uang dari kotak amal ‘dakwah’ diambil dan dipakai buat beli buku,’’ ucapnya Transparansi dana berupa laporan keuangan pun terpampang di atas kaca rias tempat shalat wanita.
Taufik menuturkan bahwa masjid yang ia kelola memiliki anak asuh di tingkat sekolah dasar 50 anak, SMP 75 anak dan SMA 100 anak. Perbulan dana yang terkumpul dari kotak amal yatim tersebut mencapai Rp 2,6 juta untuk menyantuni sekitar 300 anak yatim.
Sedangkan kotak dhuafa bisa meraup Rp 8 juta lebih perbulan yang akan dibagikan ke 100 kaum dhuafa. Kemudian untuk kotak amal infaq masjid, menurut Taufiq digunakan untuk kebersihan masjid. ‘’Misalnya untuk membersihkan kamar mandi, atau cuci mukena. Kita punya mukena banyak. Baik beli maupun pemberian jamaah. Tiap hari, mukena tersebut dicuci oleh dua petugas wanita,’’ papar Taufiq yang kerap memimpin berbagai kegiatan di masjid ini.
Sepanjang bulan Ramadhan ini, masjid Al-Muttaqin pun menyemarakkan bulan suci ini dengan berbagai kegiatan Ramadhan, beberapa di antaranya ialah penyediaan menu berbuka puasa, shalat tarawih dan kultum rutinan setiap hari seusai adzan sebelum iqamah. ‘’Jama’ah kan nggak habis-habis, khawatir ganggu mereka yang baru mau shalat, makanya kultum diadakan bukan selesai shalat, tapi sesudah adzan dan sebelum iqamah,’’ tandasnya.