REPUBLIKA.CO.ID, KUNMING--Bencana tanah longsor kembali melanda Cina. Tiga orang tewas dan 57 lainnya hilang setelah terjadi tanah longsor terjadi di desa wilayah Baoshan, provinsi Cina barat laut Yunnan, Rabu malam, kata gubernur setempat Kamis (2/9).
Tanah longsor tersebut menghantam Desa Wama di distrik Longyang, sekitar pukul 22:20 waktu setempat, menurut kantor darurat pemerintah di dalam pernyataannya. Pernyataan mengatakan, desa itu terletak sekitar 120 kilometer dari pusat Longyang tempat tinggal bagi 20 keluarga, denga jumlah penduduk total 82 orang.
Sekitar 71 penduduk terkubur dan 11 lainnya bekerja ke luar rumah pada saat itu, menurut pernyataan. Pemerintah setempat mengatakan, tanah longsor telah memutus komunikasi ke desa tersebut, sehingga pekerjaan pertolongan baru bisa dimulai beberapa jam setelah kejadian.
Sekitar 160 tentara dari brigade terdekat Tentara Pembebasan Militer di Kota Baoshan tiba di tempat kejadi pada subuh. Pada pukul 06:00 waktu setempat, 11 orang telah diselamatkan dari reruntuhan. Para penyelamat masih mencari orang-orang yang hilang hingga pukul 10:00 waktu setempat.
Departemen sumber daya dan tanah provinsi mengirimkan sebuah tim geologis untuk membantu menyelidiki sebab-sebab terjadinya tanah longsor, dan mencegah bencana terulang lagi. Desa tersebut terletak antara kaki gunung dan Sungai Nujiang, sungai terpanjang di China di barat daya.
Para pakar mengatakan, kekeringan yang berkepanjangan dimulai dari September tahun lalu sampai Mei, diikuti dengan hujan deras pada musim panas ini, meningkatkan resiko terjadinya tanah longsor dan gugurnya batu-batu serta lumpur di wilayah itu.