REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Siapa sangka Winston Churchill, Perdana Menteri yang memimpin Inggris menghadapi Perang Dunia II, ternyata adalah otak dibalik pembunuhan Benito Mussolini, diktator Italia (1922-1943). Perintah itu dikeluarkan demi melindungi surat-surat rahasia yang dikirimnya kepada Mussolini.
Menurut seorang sejarawan terkemuka Prancis, Pierre Milza, Churchill ingin Mussolini mati agar surat-surat yang dikirimnya--berisi kekaguman Churchill pada pemimpin fasis Italia itu--tidak terungkap ke publik. Surat itu ditulis sebelum Perang Dunia II.
"Tidak diragukan lagi, bila melihat pidato-pidatonya pada tahun 1920an dan awal 1930an, Churchill adalah seorang pengagum Mussolini. Demikian juga Roosevelt," kata Pierre, pakar fasisme Italia asal Prancis seperti yang dikutip Telegraph, Kamis (2/9). "Churchill bahkan pernah mengatakan, 'Fasisme telah berbakti bagi seluruh dunia...Jika saya seorang Italia maka saya sepenuhya bersama Anda'," ujar Milza memaparkan obsesi Churchill.
"Pada tahun 1927, kekaguman itu bisa dipahami, karena saat itu menjadi fasis tidak berarti bersahabat dengan Hitler dan mendukung genosida," papar Milza "Tetapi, sebagai seorang pemimpin pemerintahan dan pahlawan perang rakyat Inggris, Anda tentu tidak ingin semua itu diketahui secara luas," ulasnya kemudian.
Mussolini dan Clara Petacci, kekasih sang diktator, ditangkap oleh anggota partai komunis Italia di dekat Dongo, pada Danau Como, ketika sedang berusaha melarikan diri ke Swiss pada April 1945. Meski menyamar sebagai perwira Jerman yang mabuk dalam konvoi gabungan Pasukan Italia dan SS Nazi, Mussolini tetap dikenali.
Ia dan kekasinya Petacci kemudian ditembak mati dan mayat mereka kemudian digantung terbalik di sebuah lapangan di kota Milan, Italia. Dalam bukunya, 'The Last Days Of Mussolini', Milza mengungkapkan teorinya bisa menjelaskan alasan Churchill yang memilih berlibur dengan menggunakan nama samaran di sebuah tempat yang berjarak hanya beberapa mil dari lokasi Mussolini ditangkap.
"Kemungkinan Churchill ke sana untuk melukis. Itu bisa dipercaya, tetapi bagaimana pun juga ia berada di sana untuk alasan yang lain, seperti misalnya diketahui beberapa celana pendek bersama beberapa dokumen dan barang-barang rampasan telah dibuang ke danau itu, yang mungkin dicari-cari agen rahasia. Kita tidak bisa benar-benar menghilangkan teori ini," Milza berteori.
Sebuah film dokumenter Italia pada tahun 2004 menggambarkan mantan partisan Italia, Bruno Lonati, yang bersaksi ia adalah bagian dari tim--beranggotakan dua orang-- ditugaskan untuk membunuh pasangan itu.
Lonati menyingkapkan bahwa ia bersama seorang agen British Special Operations Exexutive (SOE), dengan nama sandi Kapten John yang bernama asli Robert Maccarone, melenyapkan Mussolini dan mengambil beberapa dokumen yang 'sangat penting'. Dan seperti yang diduga, dokumen-dokumen itu tidak pernah ditemukan.
SOE adalah sebuah salah satu badan spionase dan sabotase Inggris pada Perang Dunia II yang beroperasi jauh di belakang wilayah musuh. Wiston Churchill bersama Hugh Dalton mendirikan SOE pada Juli 1920.