Sabtu 04 Sep 2010 02:11 WIB

Obama Tetap Pertahankan Konsep Dua Negara

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Amerika Barack Obama berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Foto: AP
Presiden Amerika Barack Obama berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Obama tetap meyakini gagasan dua negara sebagai bentuk akhir terbaik perdamaian Palestina dan Israel. Menurut dia, konsep dua negara merupakan jawaban kebijakan AS dalam upaya secara aktif dan agresif terhadap pencarian perdamaian yang abadi serta komprehensif antara kedua belah pihak dan kawasan Timur Tengah.

"Saya telah mengangkat utusan khusus dan negarawan terbaik AS, mantan Senator George Mitchel untuk membimbing usaha tersebut," papar Obama dalam naskah pidatonya tentang keseriusan AS dalam melanjutkan usaha perdamaian Palestina dan Israel seperti yang diterima Republika.co.id dari Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Kamis malam.

Obama juga mengatakan tujuan utama AS adalah berakhirnya konflik dan menjamin hak Palestina dan Israel meski harus menghadapi tantangan yang tak terelakan. Obama pun memuji langkah yang dilakukan kedua pihak dan Mitchel dalam melakukan pembicaran dalam situasi sulit sekalipun. "Kami selalu menegaskan bahwa pembicaraan langsung merupakan satu-satunya jalan untuk meraih perdamaian yang diinginkan," tegasnya.

Obama meyakini, serangkaian pertemuan bakal berlangsung produktif dengan mitra kunci seperti Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Presiden Mesir, Hosni Mubarak dan Raja Yordania, Abdullah.

Obama juga menyadari pembicaraan ini dinilai skpetis oleh berbagai pihak. Tapi dia menegaskan pembicaraan akan berjalan mendalam dan tidak berupa ilusi belaka.

"Bangunan keyakinan membutuhkan diplomasi tanpa kenal lelah dan kepercayaan semua pihak," ujarnya Ketika elemen itu terpenuhi, ia meyakini ada alasan tentang solusi dua negara, solusi yang telah dihindari generasi sebelumnya. "Memang ini luar biasa kompleks dan sangat sulit," tuturnya.

Ihwal status quo, kata Obama, kondisi tidak akan berlanjut. Menurut dia, kepentingan ini merupakan keinginan semua pihak termasuk AS.

Sehingga, lanjutnya, ketika semua pihak melihat kepentingan ini secara jernih maka semakin jelas fondasi bagi kemajuan. Obama merujuk pada kerjasama yang dilakukan setiap hari oleh Palestina dan Israel sebagai bukti konkrit. Bahkan Obama menilai, diantara publik Palestina dan Israel banyak memberikan dukungan.

"Ditengah perselisihan pemimpin agama, kelompok masyarakat sipil seperti, dokter, ilmuwan, pengusaha dan mahasiswa  telah menemukan cara untuk bekerja sama setiap hari. Upaya heroik pada akar rumput menunjukkan bahwa kerjasama dan kemajuan adalah mungkin, itu harus mengilhami kita semua," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement