Ahad 05 Sep 2010 08:33 WIB

Ketika Zuleyha Tak Lagi Dianggap Teroris

Zuleyha Ozonder (kiri)
Foto: AP
Zuleyha Ozonder (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA--"Lihatlah. Anda ternyata normal. Anda bukan teroris," teriak seorang wanita setengah baya dengan pakaian berpunggung terbuka, memeluk Zuleyha Ozonder. Zuleyha membalas pelukan itu sambil tersenyum. Keduanya kemudian duduk di bangku taman, menikmati daging panggang bersama.

Bersama Muslim lainnya, wanita 27 tahun memang membuka stand yang menyediakan makanan gratis dalam Minnesota State Fair, ajang pameran seni budaya warga setempat. Sembari membagikan makanan pada warga yang tak berpuasa, mereka juga membagikan selebaran bertulis "Islam Menjelaskan" dengan cetakan yang indah. Pada sisi lain selebaran itu, tertulis sekitar 180 kata tentang apa itu agama Islam dan misi apa yang dibawa agama ini.

"Saya hanya ingin orang-orang untuk mengambil kartu tersebut, menghabiskan beberapa menit untuk membaca dan berkata, 'Oh. Mereka bukan teroris," kata Zuleyha. Dia dan suaminya, seperti Muslim lainnya, sedang berpuasa pada siang hari selama bulan suci Islam Ramadan.

Bagi warga Minnesota, Islam kembali menjadi "ancaman", khususnya setelah kontroversi baru atas rencana pusat Islam dan masjid beberapa blok dari Ground Zero di New York. Namun siang itu, stan Zuleyha dan teman-temannya dari Islamic Circle of North America justru ramai dikunjungi warga yang umumnya kulit putih dan non-Muslim. Mereka bertanya banyak hal pada para relawan di stan itu setelah membaca selebaran yang dibagikan.

The "Great Minnesota Get-Together" adalah salah satu pameran tahunan yang terbesar dan terbaik di negeri itu. Setiap hari selama 12 hari pada Hari Buruh, acara ini digelar tiap tahun.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis minggu lalu menunjukkan banyak orang Amerika yang memiliki perasaan campur aduk tentang islam. Survei yang dirilis Pew Research Center menemukan bahwa kebanyakan orang Amerika meragukan bahwa Islam adalah sama seperti agama lain namun mereka percaya umat Islam harus memiliki hak yang sama untuk membangun rumah ibadah. Dibandingkan survei yang sama tahun 2005, 41 persen warga memandang positif pada islam, naik dari angka sebelumnya 30 persen.

Minnesota adalah rumah bagi sekitar 150 ribu penduduk Muslim, dan negara bagian dengan banyak insiden kekerasan atas Muslim dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa siswa Muslim dilaporkan menerima pelecehan di sekolah-sekolah di St Cloud dan Owatonna, dan beberapa poster anti-Islam digantung di sekitar St Cloud.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement