Senin 06 Sep 2010 21:11 WIB

Menlu Israel Bersumpah Tak Bakal Saksikan Perdamaian di Timur Tengah

Avigdor Lieberman
Foto: Haaretz
Avigdor Lieberman

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Bila Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, sangat optimis perdamaian di Timur Tengah bakal terwujud, tak demikian dengan menteri luar negerinya, Avigdor Lieberman. Menurutnya, sebuah perjanjian damai antara Israel dan Palestina tidak akan dicapai di masa mendatang, paling tidak untuk satu generasi ini.

Berbicara pada konferensi partai ultra-nasionalis Yisrael Beiteinu, yang dipimpinnya, Lieberman mengatakan perjanjian perdamaian yang lengkap yang mencakup mengakhiri konflik Palestina dan pengakuan Israel sebagai negara Yahudi itu tidak bakal tercapai. "Bahkan dengan konsesi yang signifikan dan kompromi teritorial," tambahnya.

Perdamaian tidak mungkin terwujud, katanya. "Tidak tahun depan dan tidak untuk generasi berikutnya," kata Lieberman.

Komentar ini disampaikan sebagai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas siap untuk pertemuan tatap muka kedua, dalam serangkaian pembicaraan damai baru yang disponsori AS di Washington minggu lalu.

"Saya setuju bahwa Abu Mazen adalah melawan teror dan tidak akan melawan Israel, tetapi itu tidak cukup," katanya, mengacu pada Abbas dengan julukan populernya. "Abu Mazen tidak akan menandatangani perjanjian dengan Israel."

Namun, katanya, tidak ada alasan untuk khawatir. "Saya ulangi: Abu Mazen (Mahmoud Abbas) tidak akan melawan kita ... Satu-satunya solusi praktis adalah perjanjian jangka panjang interim, di mana kita bisa berdebat. Proposal kami adalah: Tidak untuk konsesi sepihak, tidak ada itikad bagi membekukan permukiman. Negosiasi serius dan gerakan bersama dengan niat baik, tanpa menyangkut pembekuan permukiman," ujarnya dalam pidatonya yang berapi-api.

komentar Lieberman bertentangan dengan laporan oleh mitranya, Netanyahu, dalam rapat kabinet mingguan Minggu sebelumnya, di mana Perdana Menteri menegaskan kembali keyakinannya bahwa kesepakatan adalah mungkin. "Dalam rangka mencapai kesepakatan praktis kita harus memikirkan solusi baru untuk masalah lama," kata Netanyahu. "Saya bersedia mencapai kompromi dengan atau tetangga, sekaligus melindungi kepentingan keamanan kami."

Dia menambahkan, "Di masa lalu, Israel telah membuktikan diri bersedia membuat konsesi untuk perdamaian. Namun, saat ini sangat penting untuk belajar dari kesalahan kita dan berpikir kreatif."

Netanyahu mengatakan bahwa dia berharap Abbas juga bersedia untuk menghadapi tantangan mendatang.

sumber : Haaretz
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement