Senin 06 Sep 2010 23:16 WIB

Kekerasan dan Intimidasi Kini Menghantui Muslim Amerika Serikat

Rep: AP/ Red: Budi Raharjo
Umat Islam di New York berdemonstrasi menolak kekerasan
Foto: AP Photo
Umat Islam di New York berdemonstrasi menolak kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Muslim Amerika Serikat kini sedang dilanda kecemasan menjelang peringatan 9 tahun peristiwa 11 September. Tahun ini, peringatan 11/9 itu dirasakan sangat berbeda karena kental dengan aroma intimidasi dan permusuhan terhadap umat Islam di Amerika Serikat.

Mengantisipasi tindakan kekerasan dan provokasi dari peringatan itu, Muslim Amerika kini meningkatkan keamanan di masjid-masjid dan meminta bantuan dari para pemimpin agama lain untuk ikut meredakan suasana. Muslim di sana juga menegaskan kembali loyalitasnya kepada negaranya, Amerika Serikat. Masyarakat Muslim di sana khawatir peringatan 11/9 itu hanya akan membawa banyak kesulitan bagi mereka.

Tak sekadar melindungi diri, umat Muslim di Amerika juga berusaha mencegah provokasi yang mungkin muncul saat peringatan hari kelabu tersebut. Terutama dari aksi-aksi protes yang menentang pembangunan Islamic Center di dekat ground zero. Apalagi, tokoh anti-Islam asal Belanda Geert Wilders direncanakan akan ikut dalam barisan pengunjuk rasa yang menentang pembangunan Islamic Center itu pada 11 September 2010. Dan di hari yang sama, sebuah gereja di Gainesville, Florida, Dove World Outreach Center, berencana untuk membakar Alquran.

''Kita bisa mengharapkan orang gila di luar sana akan melakukan sesuatu hal, tapi kita tidak ingin menciptakan sebuah histeria,'' ujar Victor Begg dari Dewan Organisasi Islam Michigan. ''Amerika, pada umumnya, mendukung pluralisme. Hanya saja, ada banyak misinformasi di luar sana yang telah menciptakan kebingungan.''

Pada hari Selasa (besok), Masyarakat Islam Amerika Utara akan mengadakan pertemuan dengan pimpinan Kristen dan Yahudi di Washington untuk mengatasi gelombang rasa takut dan sikap intoleransi terkait kehebohan pembangunan masjid di dekatg ground zero.

Pusat-pusat Islam di banyak kota di Amerika mengintensifkan pengawasan dan menjalin hubungan lebih dekat dengan aparat penegak hukum. Pasalnya, secara bersamaan, umat Islam juga segera merayakan Idul Fitri yang waktunya berdekatan dengan 11 September. Pemimpin Muslim khawatir perayaan Idul Fitri akan dianggap sebagai perayaan atas serangan menara kembat WTC.2001.

''Kami memberitahu semua orang untuk senantiasa menjaga mata mereka terbuka dan melaporkan sesuatu yang mencurigakan kepada otoritas dan menelepon kami,'' kata Ramzy Kilic dari Dewan Hubungan Amerika Islam di Tampa, Florida.

Setiap kali peringatan peristiwa 11 September selalu memberikan tekanan tersendiri bagi umat Islam di sana. Tahun ini, peringatan tampaknya akan difokuskan sekaligus sebagai upaya menentang pembangunan Islamic Center di lokasi yang hanya dua blok dari ground zero.

Sejumlah intimidasi dan teror telah dialami umat Islam di sana dalam beberapa hari terakhir. Islamic Center di Tennessee dan California menghadapi protes dan tindakan vandalisme. Di New York, baru-baru ini, polisi mendapati sekelompok remaja meneriakkan kata-kata kotor, memicu alarm mobil, dan menembakkan senjata api selama dua malam dengan maksud melecehkan sebuah masjid kecil di dekat Danau Ontario.

Sementara, Ketua Dewan Pusat Komunitas Islam Phoenix, Usamah Shami, mengatakan masjid yang telah dibangun sejak bertahun-tahun lalu kini mendapatkan penolakan dari sejumlah anggota masyarakat dan pejabat pemerintah setempat. Terakhir, beberapa perusuh masuk ke bangunan baru di Pusat Komunitas Islam itu, menumpahkan cat, dan memecahkan kaca jendelanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement