REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–-Tim Teknis pembangunan gedung baru DPR, optimistis bisa mengurangi anggaran pembangunan gedung yang semula mencapai Rp 1,16 triliun. Efisiensi anggaran dilakukan dengan melakukan sistem kajian value engineering. “Lewat value engineering, kita kaji ulang mana-mana yang bisa dioptimalisasi. Saya yakin bisa turun dari Rp 1,16 triliun,” kata Team Leader dan konsultan pembangunan gedung baru DPR, Budi Sukada, kepada wartawan, di gedung DPR, Jakarta, Senin (6/9).
Tim Teknis yang terdiri dari perwakilan Sekretariat Jenderal DPR, Kementerian Pekerjaan Umum dan konsultan akan menghitung ulang estimasi biaya pembangunan gedung DPR dalam proses kaji ulang sebagaimana yang diinstruksikan Pimpinan DPR. Evaluasi, kata Budi, termasuk menghitung ulang kebutuhan luas ruangan anggota DPR yang awalnya dialokasikan 120 meter persegi per anggota dewan. “Mungkin ruangan bisa dikecilkan dan ada pengurangan interior dan eksterior,” tambah Budi.
Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Sekretariat Jenderal DPR, Mardian Umar, menambahkan, anggaran sebesar Rp 1,16 triliun saat ini baru untuk biaya konstruksi fisik, struktur dan konsultan. Anggaran tersebut belum termasuk sistem keamanan, teknologi informasi dan mebelair (furniture).
Mardian berjanji, proses pengkajian ulang yang akan dilaksanakan Tim Teknis akan berlangsung secara transparan. “Proses kaji ulang akan berprinsip pada efisiensi dan penghematan anggaran,“ kata Mardian.