Selasa 07 Sep 2010 23:15 WIB

Korea Utara Minta Bantuan Beras ke Korea Selatan

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Korea Utara meminta  bantuan beras kepada tetangganya yang kaya setelah terjadi banjir besar tahun ini, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Selasa (7/9). Permintaan itu sekaligus menandakan redanya ketegangan di semenanjung.

Permohonan itu datang setelah Seoul pekan lalu menawarkan akan memberikan bantuan darurat termasuk pangan, bahan-bahan bantuan lain senilai 10 miliar won (8,5 juta dolar AS), sebagai paket bantuan pertama. Tawaran itu tidak termasuk beras atau peralatan pembangunan, seperti yang diharapkan Korea Utara.

Jika dua negara bersaing yang diliputi ketegangan berkaitan tenggelamnya salah satu kapal angkatan laut Korea Selatan pada Maret setuju mengenai paket itu, maka itu akan menjadi pengiriman bantuan skala besar pertama dari Seoul sejak insiden tersebut.

Pelanjutan perundingan mengenai bantuan dan keputusan Korea Utara pada Senin untuk membebaskan kapal penangkap ikan Korea Selatan beserta tujuh awaknya, setelah sebulan ditangkap, mengindikasikan mencairnya kebekuan hubungan antara kedua negara yang secara teknis masih dalam status perang. Kapal nelayan dan para awaknya, termasuk tiga berkebangsaan China, diperkirakan akan diserahkan pada Selasa malam.

Pyongyang mengajukan permintaan bantuan melalui Palang Merah Korea Utara pada akhir pekan lalu, kata Kementerian Unifikasi dalam pernyataannya. Permohonan itu ditinjau kembali oleh pemerintah, imbuhnya.

Hujan lebat pada Juli dan Agustus telah menghantam produksi pangan Korea Utara. Bahkan dalam tahun yang baik produksi beras mereka turun satu juta ton, dari jumlah yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan 23 juta rakyatnya. Korea Selatan enggan memberikan beras kepada Korea Utara karena pihaknya khawatir bantuan itu tidak mencapai pada rakyat yang membutuhkan.

Amerika Serikat telah memperluas sanksi-sanksi keuangan terhadap Korea Utara di tengah tanda-tanda bahwa, negara itu berada dalam tekanan ekonomi akibat kecaman internasional atas tindakan provokasinya. AS juga berharap perundingan enam negara untuk perlucutan senjata nuklirnya, dengan imbalan bantuan dilanjutkan kembali.

Korea Selatan memiliki semuanya namun menutup pintu dialog dengan Korea Utara setelah tenggelamnya kapal angkatan lautnya, Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut. Seoul menuntut permintaan maaf dari Pyongyang dan berjanji tidak akan mengulangi melakukan agresi bersenjata, namun pihaknya berada dalam tekanan domestik untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement