REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD--Seorang tentara Irak menembakkan rentetan peluru ke arah pasukan Amerika Serikat (AS) yang sedang melindungi salah satu komandan mereka selama kunjungan ke pangkalan militer Irak, Selasa (7/9).
Dua tentara AS ini tewas. Ini berarti, prajurit AS pertama yang mati sejak Presiden Barack Obama menyatakan mengakhiri operasi tempur di negara pekan lalu.
Sembilan orang AS luka-luka dalam penembakan hari Selasa itu. Serangan itu juga menunjukkan tentara AS masih terancam bahaya, walau mereka terlatih.
Penyerang itu melepaskan tembakan setelah bertengkar. “Ia pun ikut tewas dalam tembak-menembak,” kata kepala polisi kota itu, Kolonel Hussein Rashid.
Sementara itu, Komandan Pasukan AS di Irak Utara, Mayor Jenderal Tony Cucolo mengatakan peristiwa itu merupakan tindakan tragis dan pengecut . “Jelas tidak mencerminkan pasukan keamanan Irak," kata dia.
Militer AS menyelidiki penembakan, dan nama-nama para prajurit yang dibunuh masih disimpan sampai keluarga mereka diberitahu.
Setidaknya 4.418 personel militer AS telah tewas di Irak sejak perang dimulai pada Maret 2003. Pasukan AS menarik diri dari kota-kota Irak pada musim panas tahun 2009. Berdasarkan kesepakatan antara Irak dan AS, semua pasukan AS meninggalkan negara itu pada akhir tahun depan.
Pasukan AS di Irak yang tersisa sampai saat itu bertugas untuk melatih pasukan keamanan Irak. Mereka memberikan keamanan untuk beberapa misi Departemen Luar Negeri dan membantu pasukan Irak dalam memburu kelompok pemberontak. Tapi mereka dapat ditarik ke dalam misi perang jika pasukan Irak meminta bantuan mereka.