Ahad 12 Sep 2010 05:52 WIB

Hati-hati...Wilders Susun Jaringan Internasional Melawan Islam

Geert Wilders
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID,Jaringan internasional Geert Wilders, pemimpin partai kanan populis Belanda PVV, meluas terus.Aksi protesnya terhadap pembangunan masjid di dekat Ground Zero, New York, akhir pekan ini terutama ditujukan kepada kalangan yang sependapat dengannya. Perjuangannya melawan Islam membutuhkan dukungan dan dana luar negeri.

Melalui pidatonya di dekat Ground Zero, Wilders menyampaikan pesan jelas menentang Islam dengan harapan bisa menggalang dana dan menarik perhatian. Maklum, politikus anti Islam ini masih terlibat proses pengadilan yang mahal.

"Yang ingin saya tekankan adalah bahwa ideologi Islam mengancam kebebasan masyarakat barat, nilai-nilai barat berdasarkan agama Kristen, Yahudi dan humanisme. Saya juga berada di sini untuk belajar dari Amerika Serikat, yang menjunjung tinggi kebebasan berbicara. Karena kebebasan berbicara ini terancam di Eropa". Demikian Geert Wilders.

Di New York Wilders tampil di kandang sendiri. Ia berpidato di depan kalangan neo-konservatif Amerika yang membenci Islam dan menganggapnya ancaman bagi Israël dan dunia barat. Mereka yang sependapat dengan Wilders ini juga mendukungnya secara finansial.

Bulan-bulan belakangan Wilders sibuk memperluas jaringannya. Aliansi Kebebasan Internasional, International Freedom Alliance (IFA) pimpinannya, 'memperjuangkan kemerdekaan dan melawan Islam'. Siapa saja yang terhitung sekutu Wilders?

Satu sekutu setia Wilders di New York adalah Pamela Geller. Seorang aktivis politik yang melalui blognya mengecam keras Islam. Perjuangannya melawan pembangunan masjid dekat Ground Zero membuatnya tenar di negeri sendiri. Geller sangat pro Wilders dan dialah yang mengundang politikus populis ini khusus datang ke New York untuk menyampaikan pesannya. 

Pakar teologi Robert Spencer bersama Pamela Geller merupakan pendiri organisasi Stop Islamization, Hentikan Islamisasi. Spencer adalah tamu populer pemancar televisi konservatif FoxNews. Spencer mempengaruhi Wilders, dan Wilders ingin Spencer menjadi saksi dalam proses pengadilannya. Tapi hakim Belanda tidak mengizinkannya. 

Sejawaran Daniel Pipes adalah direktur Middle East Forum, suatu think tank konservatif. Ia mengumpulkan dana untuk membiayai pembelaan Wilders. Dia beken karena Campus Watch. Pipes mengimbau kaum mahasiswa melaporkan semua studi, dosen dan proyek-proyek universitas yang anti Israël. Pakar sejarah ini memperingatkan adanya migrasi orang-orang muslim ke barat.

David Horowitz orang konservatif yang kaya raya, menyebut Wilders penting untuk melawan Islam. Banyak orang konservatif penting berbicara di David Horowitz Freedom Centre, miliknya. Wilders juga pernah berbicara di sana. Dengan perjuangannya melawan Islam, Horowitz menggalang jutaan dana.

Pipes, Spencer, Horowitz, Geller dan Wilders sudah saling mengenal. Mereka berbicara pada pertemuan yang sama. Tapi mereka berbeda pendapat soal Islam. Pipes dikenal moderat. Menurut sejarawan ini yang menjadi masalah bukan Islam, melainkan bentuk radikalnya.

sumber : radio netherlands
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement