REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat tidak terpovokasi aksi perobekan dan pembakaran Alquran. Tindakan tersebut adalah bentuk kebencian, emosional, dan jauh dari pertimbangan akal sehat.
Naifnya, menurut Ketua MUI, Ma’ruf Amin, aksi tersebut muncul di negara Amerika Serikat yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan.”Ini menunjukkan tidak ada toleransi beragama di AS,”ujar Ma’ruf saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (13/9).
Ma’ruf mendesak pemerintah AS menindak para pelaku perobekan dan pembakaran kitab suci umat Islam itu. Bagaimanapun, aksi tak terpuji mereka telah menghina dan melecehkan agama Islam. Jika langkah tegas tidak dilakukan oleh pemerintah AS dikhawatirkan rasa marah muncul dari masyarakat Muslim dunia.
Meski demikian, Ma’ruf menyatakan sanksi apapun diserahkan ke pemerintah AS yang mempunyai ketentuan hukum tersendiri. Yang jelas, tindakan tercela oknum tak bertanggungjawab itu telah menghina dan melecehkan umat Islam dan Kitab Suci mereka.
Sebelumnya, telah terjadi dua aksi penghinaan terhadap Alquran. Pertama, sekelompok kristen konservatif Amerika melancarkan aksi merobek Alquran di depan Gedung Putih, Washington. Kedua, Di Nashville, negara bagian Tennessee Amerika, terjadi pembakaran Quran yang dilakukan oleh dua penginjil.