REPUBLIKA.CO.ID,WINA--Ketua Badan Tenaga Atom Inteenasional (IAEA), Senin mengatakan ia menyesalkan keputusan Iran Juni untuk melarang dua pemeriksa nuklir memasuki negara itu, dan menyatakan penolakan yang berulang-ulang terhadap staf IAEA telah menghambat tugas mereka. "Saya sangat menyesalkan keputusan Iran yang berkeratan dengan dua pemeriksa yang belum lama ini melakukan pemeriksaan di Iran," kata Yukiya Amano, Dirjen IAEA.
Iran menuduh kedua orang itu memberikan "informasi palsu" tentang program nuklirnya. Tetapi Amano mengemukakan dalam satu pertemuan badan penting bernggotakan 35 negara itu, Senin bahwa ia percaya sepenuhhnya "profesionalisme dan ketidak berpihak" mereka.
Pertikaian menyangkut para pemeriksa itu menambah kekhawatiran internasional tentang program tenaga nuklir Iran, yang negara-negara Barat duga bertujuan untuk mengembangkan bom-bom atom. Iran membantah tuduhan ini dengan mengatakan program nuklirnya adalah untuk membangkitkan tenaga listrik.
Selain dari dua larangan pada Juni itu, Iran juga menolak akses seorang pemeriksa senior tahun 2006 dan berkeratan terhadap sejumlah penunjukkan lainnya di masa lalu. "... Keberatan berulang-ulang Iran terhadap penunjukkan para pemriksa yang berpengalaman dalam proses bahan bakar nuklir Iran dan fasilitas menghambat proses pemeriksaan," kata Amano,menurut satu fotokopi pidatonya yang diberikan kepada wartawa di luar pertemuan tertutup itu.
Ia mendesak Iran mempertimbangkan kembali keputusan Januari 2007 yang menolak 38 pemeriksa IAEA.
Kantor berita AFP memberitakan bahwa utusan Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltaneh mengatakan ia menolak "keras" pernyataan bahwa pelarangan tergadap dua pemeriksa IAEA itu dapat menghambat tugas IAEA.
"Saya menolak keras pwrnyataan ini," kata Soltaneh kepada wartawan.