Rabu 15 Sep 2010 00:07 WIB

Terkait Penusukan Jemaat HKBP, Presiden Bicara Kerukunan Beragama

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: irf
Presiden SBY
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak agar tetap menjaga kerukunan dan toleransi umat beragama. Presiden menyampaikan hal itu di Kantor Presiden, Selasa (14/9), menanggapi aksi penusukan yang menimpa dua pemuka agama dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Bekasi pada Ahad (12/9) lalu.

Sebelum menyampaikan pernyataannya, Presiden menerima Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat untuk menerima informasi perkembangan terakhir dari insiden tersebut. Presiden didampingi Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.

"Ini juga kesempatan yang baik untuk saya mengajak, menggarisbawahi, dan menekankan hal-hal penting yang berkaitan dengan menjaga kerukunan, toleransi, dan hubungan baik antarumat beragama di Indonesia," kata Presiden. Isu hubungan antarumat beragama, kata Presiden, harus dikelola dengan baik karena sifatnya sensitif.

"Negara kita negara yang majemuk. Kita telah memiliki Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, dan peraturannya yang memungkinkan siapapun bisa menjalankan kegiatan ibadahnya dengan baik, memeluk agamanya masing-masing, tetapi dengan satu hubungan yang baik di antara semua pemeluk agama itu," kata Presiden.

Dalam semangat itu, ujarnya, kalau ada masalah-masalah tetaplah dicarikan solusinya dengan bijak. "Jadi, maksud saya ada aturan, tapi diperlukan lagi kearifan lokal dan cara-cara yang jernih untuk mengatasi masalah manakala masalah itu timbul dan di sini pemerintah utamanya pemda yang paling terdepan harus mengambil peran penuh untuk betul-betul mengelola setiap permasalahan dengan tepat dan baik," katanya.

Presiden juga menekankan pentingnya mencegah tindakan kekerasan, apalagi kekerasan fisik yang bisa mengancam jiwa siapapun. "Beberapa hari yang lalu ketika dunia digemparkan oleh sebuah rencana untuk membakar kitab suci Alquran di Florida, Amerika Serikat, yang saya tahu, kalau itu terjadi dampaknya sangat besar, bisa menimbulkan konflik horisontal di semua negara. Hampir pasti, termasuk di negara kita," katanya.

Dalam kaitan ini, Presiden menggarisbawahi pikiran apalagi tindakan untuk merusak, membakar kitab-kitab suci agama manapun tidak dibenarkan. "Merusak, membakar rumah-rumah ibadah agama apapun juga tidak dibenarkan, termasuk tindakan fisik kekerasan kepada umat agama apapun, terutama yang saya garis bawahi adalah yang terjadi di negeri kita sendiri," kata Presiden.

Presiden tidak ingin ada intervensi dari pihak manapun yang justru menimbulkan masalah baru, memperuncing keadaan, mengadu-adu, akhirnya sesuatu yang bisa didapatkan jalan keluarnya dengan baik, malah masalah itu berkepanjangan dan makin meluas. Presiden mengajak agar menggunakan nurani masing-masing, jangan ada yang berpikiran lain kecuali pikiran yang sehat untuk menjaga harmoni hubungan baik dan kerukunan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement