REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyatakan bahwa kematian tiga orang teknisi pesawat tempur Sukhoi di Makassar akibat keracunan metanol, zat yang juga terkandung dalam spiritus. Zat ini ditemukan dalam tubuh ketiganya dalam pemeriksaan yang dilakukan Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polri.
"Setelah dilakukan pemeriksaan secara kualitatif, isi lambung, ginjal, paru kiri dan kanan terdapat zat metanol. Zat ini sangat berbahaya untuk diminum dalam tubuh. Kalau di pasaran namanya spiritus," ujar Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Boediono di Mabes Polri, Rabu (15/9). Boediono mengatakan bahwa tim forensik sudah mengetahui sejak mula bahwa ketiga teknisi asal Rusia tersebut tewas akibat keracunan. Namun baru setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa penyebab keracunan adalah Metanol.
Zat metanol dalam tubuh para teknisi saat meninggal diketahui sudah melebihi batas maksimal yang bisa ditanggung tubuh manusia. "Ini melebihi dosis satu persen. 1 Miligram per liter spiritus ini sudah fatal, ini lebih dari 1 persen," tambah Boediono. Dugaan sementara, metanol masuk ke tubuh para teknisi melalui konsumsi minuman keras yang berlebihan.
Ditemukan juga bahwa sebelum meninggal para teknisi mengalami gejala muntah-muntah, mual, dan gagal pernapasan. Poltorak Alexander, Voronim Serjei dan Viktor Saponox ditemukan tewas di Mess Watimena Lapangan Udara Hassanudin, Makassar, 13 September lalu. Mereka datang ke Indonesia sebagai teknisi untuk mengawal pembelian pesawat tempur Shukoi oleh pemerintah Indonesia.