REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR, Anis Matta, meminta presiden untuk lebih berhati-hati dalam memilih calon pengganti Kapolri, Bambang Hendarso Danuri. Agar upaya pembersihan di tubuh Polri bisa berjalan baik. "Harus mencari orang yang tidak masuk dalam bagian konflik internal Polri," ujar Anis ketika dihubungi Republika, Rabu (15/09).
Menurutnya presiden harus mampu mempertimbangkan hal tersebut. Agar tidak ada konflik kepentingan yang justru mempersulit upaya membersihkan institusi kepolisian. Anis menilai, sosok Kapolri yang cocok untuk memimpin Polri saat ini adalah figur yang bersih dan kuat.
Akan tetapi, penentuan orang yang akan memangku jabatan itu ada di tangan presiden. Hingga saat ini, DPR belum mendapatkan nama calon pengganti Kapolri. Nama tersebut nantinya akan diuji kelayakan dan kepatutan oleh DPR. "Nama itu langsung dari presiden, tapi sampai hari ini belum masuk namanya," katanya.
Lebih lanjut Anis mengingatkan, bahwa siapapun nanti orang yang akan menjabat sebagai kapolri yang baru, dia harus mampu membenahi internal kepolisian dan menyelesaikan konflik-konflik di dalam institusi tersebut. Selain itu, kapolri harus mampu mengembalikan kepercayaan publik terhadap polisi. Serta dapat membenahi hubungan kepolisian dengan lembaga penegak hukum yang lain.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua perwira tinggi bintang tiga, yaitu Inspektur Pengawasan Umum Komjen Pol Nanan Soekarna dan Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi, disebtu-sebut sebagai calon kuat pengisi jabatan kapolri. Menyusul beredar nama-nama lain, yaitu Kapolda Sumatra Utara, Irjen Pol Oegroseno, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Timur Pradopo, dan Kepala Lembaga Diklat Polri, Irjen Pol Imam Sudjarwo.