REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Ramain riuh Masjidil Haram selama Ramadhan tidak terlihat ketika memasuki bulan Syawal. Jamaah umrah yang biasanya meramaikan masjid secara perlahan berkurang. Kecenderungan itu sangat beralasan mengingat umat Islam lebih memilih berangkat umrah ketika bulan suci Ramadhan tiba.
Seperti diberitakan Arabnews, Kamis (16/9), dengan banyaknya jamaah yang meninggalkan kota suci, situasi lalu lintas tampak terlihat normal. Warga Makkah kini bisa mencapai Masjidil Haram dengan waktu sekitar 10 menit. Padahal selama Ramadhan, jamaah yang hendak beribadah di Masjidil Haram membutuhkan waktu berjam-jam. Hal itu disebabkan kemacetan yang luar biasa.
Jalanan yang lengang ternyata berpengaruh terhadap tarif taksi dan angkutan umum. Tarif taksi yang biasanya melangit kembali normal. Di musim umrah atau haji, warga Makkah yang hendak ke Masjidil Haram harus merogoh kocek hingga ratusan Riyal. Padahal di hari biasa, warga Makkah hanya mengeluarkan kocek 10 hingga 25 riyal.
Tarif angkutan umum juga kembali normal. Warga Makkah yang hendak menuju Masjidil Haram menggunakan angkutan umum hanya perlu merogoh kocek 2 riyal. Kepergian jamaah umrah juga menurunkan tingkat hunian hotel dan pengunjung pusat perbelanjaan. Hunian hotel merosot hingga 20 persen.
Para pemilik toko memperkirakan penurunan ini terjadi sampai musim haji nanti yang diperkirakan mulai awal Oktober. Sementara itu, lengangnya Masjidil Haram membuat warga Mekkah memanfaatkan momen itu untuk bertawaf.