Sabtu 18 Sep 2010 01:59 WIB

Walah, Koran Mesir Rekayasa Foto Perundingan Damai

Rep: Wulan Tunjung Palupi / Red: Endro Yuwanto
Inilah foto yang sebenarnya, tapi Al Ahram memanipulasi foto dengan menempatkan Presiden Mesir Hosni Mubarak di posisi terdepan.
Inilah foto yang sebenarnya, tapi Al Ahram memanipulasi foto dengan menempatkan Presiden Mesir Hosni Mubarak di posisi terdepan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Rekayasa foto yang dilakukan surat kabar di Mesir, Al Ahram, berbuntut panjang setelah terungkap pada Kamis (16/9). Situs berita BBC melaporkan, surat kabar yang dikelola pemerintah itu mengakali foto pertemuan antara lima pemimpin dunia dengan Presiden Hosni Mubarak berjalan paling depan.

Sementara, empat pemimpin lain yakni Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Israel, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Raja Abdullah dari Yordania berjalan di belakang Mubarak. Dengan demikian mengesankan Mubarak memimpin dalam pertemuan yang dilakukan di Gedung Putih pada (1/9) lalu.

Saat kebohongan foto itu terbongkar media lainnya di Mesir serta beberapa media asing pun mengecam dan mempertanyakan motif Al Ahram. Gambar asli, diambil di Gedung Putih saat pembicaraan damai secara langsung diluncurkan kembali, menunjukkan Obama memimpin di depan dan Mubarak serta pemimpin lainnya mengikuti di belakang. Pembicaraan itu kemudian dilanjutkan di Mesir beberapa hari sesudahnya dengan Mubarak sebagai tuan rumah penyelenggara.

Foto yang dimanipulasi dimuat pada halaman enam edisi Selasa (14/9) Al-Ahram, di bawah judul Jalan menuju Sharm el-Sheikh. Sharm el-Sheikh adalah kota resor di tepi Laut Merah di mana pembicaraan langsung dilakukan antara Israel-Palestina dengan Amerika Serikat sebagai mediator. Sementara, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan utusan Khusus Timur Tengah AS George Mitchell bertindak menengahi diskusi.

Pihak oposisi di Mesir, Gerakan Pemuda 6 April telah menuduh Al Ahram, koran terbesar di Mesir dalam hal sirkulasi, tidak profesional untuk penerbitan gambar tanpa menyebutkan perubahan yang dilakukan.

"Inilah yang dilakukan media dari sebuah rezim yang korup," demikian pernyataan gerakan itu di laman organisasinya. Mereka juga menyebut bahwa koran itu telah melewati batas dari sebuah pemberitaan yang seimbang dan jujur.

Harian independen Al-Masry al-Youm, melaporkan bahwa harian yang dikelola negara itu melakukan operasi untuk menunjukkan Mubarak yang memimpin dan sisanya mengikuti di belakang. Sejak manipulasi foto terbongkar Al Ahram  menggantikan gambar di edisi online mereka dengan gambar para pemimpin berkumpul duduk-duduk di resor Laut Merah.

Sementara, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Al Ahram menanggapi hal ini. Para pejabat Israel mengatakan Sharm el-Sheikh dipilih sebagai pengakuan atas peran kunci Mesir dalam upaya perdamaian regional.

Pembicaraan di Mesir ini kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di Yerusalem, namun belum berhasil mencapai kesepakatan untuk isu kunci, yakni pemukiman Yahudi.

sumber : AP/BBC
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement