Sabtu 18 Sep 2010 06:27 WIB

Negara Arab Dukung Sikap Palestina Soal Permukiman

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki mengatakan di Kairo Kamis, bahwa para menlu negara-negara Arab mendukung sikap Palestina, menolak berdialog langsung dengan Israel jika negara Yahudi itu melanjutkan aktivitas permukimannya setelah 26 September. Malki mengatakan kepada para wartawan di sela-sela sidang ke-134 Dewan Liga Arab pada tingkat menlu.

Pertemuan para menlu Arab mencakup 30 jenis agenda dengan masalah Palestina sebagai agenda utama.

"Rakyat Palestina prihatin atas niat Israel terhadap perundingan langsung. Memang, mereka akan melakukan perundingan-perundingan langsung dengan harapan bisa membuat terobosan untuk menunjukkan perhatian serius pemerintah Amerika Serikat," kata Malki. "Kami percaya AS memang serius dalam menangani kendala (permukiman) ini," katanya.

Moratorium permukiman 10 bulan di Tepi Barat diberlakukan oleh pemerintah Israel sejak November lalu akan berakhir masa berlakunya pada 26 September. Pihak Palestina berikrar berkali-kali bahwa pohaknya akan keluar dari perundingan langsung jika Israel tidak memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di tanah Palestina yang mereka duduki.

Sebuah draf resolusi sedang dibahas dalam pertemuan, tak lama setelah para pemimpin Israel dan Palestina menyelenggarakan putaran kedua perundingan langsung di resor Laut Merah Mesir, Sharm el-Sheikh dan Jerusalem. Resolusi itu menolak tindakan sepihak Israel yang bertujuan mengubah realitas demografi di wilayah Palestina yang mereka caplok itu, sementara menyerukan Presiden AS Barack Obama untuk mencabut seruannya bagi pembekuan pembangunan permukiman sepenuhnya di wilayah Palestina yang diduduki.

Ditanya apakah Otoritas Nasional Palestina (PNA) akan menyerukan satu pertemuan penting jika Israel memutuskan untuk melanjutkan pembangunan permukiman di daerah yang mereka duduki setelah moratorium habis masa berlakunya, Malki mengatakan, bahwa KTT luar biasa negara-negara Arab akan digelar di Sirte, Libya pada 9 Oktober. Pertemuan itu, merupakan kesempatan baik bagi Presiden Mahmud Abbas menjelaskan kepada para pemimpin Arab mengenai kemajuan perundingan-perundingan langsung.

sumber : ant/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement