REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah pelesir ketika berkunjung ke luar negeri, tapi melaksanakan kegiatan sesuai tugasnya. Setiap kunjungan Presiden SBY ke luar negeri, kata Sudi, hasilnya nyata. Jumlah rombongan yang menyertai presiden pun terus dipangkas.
"Presiden tidak pernah pelesir. Yang kedua, kalau presiden ke luar negeri, agendanya sudah jelas," kata Sudi di Istana Negara, Senin (20/9).
Sebelum berangkat ke luar negeri, kata Sudi, Presiden terlebih dahulu selalu menyampaikan agenda-agenda yang akan dilakukan di negara tujuan. "Kemudian juga anggota DPR, anggota DPD juga kami ikutkan, mengawasi apa agenda-agenda Bapak Presiden," kata Sudi.
Di sela-sela kunjungannya di luar negeri, kata Sudi, presiden selalu menyampaikan perkembangan dari setiap agenda yang sudah dilaksanakan. Selama ini hasilnya sangat signifikan.
Sudi membenarkan jika pertemuan multilateral yang harus dihadiri presiden bertambah. "Karena konsekuensinya kita sekarang anggota G-20, Bapak Presiden dalam satu tahun dua kali untuk pertemuan G-20. Kemudian, Asean Summit dua kali, itu yang sudah resmi saja," kata dia.
Kunjungan itu, kata Sudi, konsekuensi dari kepala negara yang harus menghadirinya. "Kalau berangkat ke luar negeri bekerja, kelihatan hasilnya juga, dijelaskan juga hasilnya," jelasnya.
Sudi menyampaikan hal itu menanggapi data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) yang menyebut presiden memiliki anggaran kunjungan luar negeri terbesar dibanding lembaga pemerintah, yakni Rp 179 miliar.