REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Iran selalu siap untuk membahas berbagai persoalan dengan Amerika Serikat, sepanjang "mereka dalam kerangka hukum dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan saling menghormati," kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Hal itu dia kemukakan dalam suatu wawancara acara "This Week" televisi ABC yang disiarkan Ahad.
"Kami punya rencana untuk membahas segala hal, mendiskusikan berbagai masalah," kata presiden ketika ditanya apakah dia akan menghadiri pertemuan dengan AS di forum P5-plus-satu mengenai masalah nuklir.
Departemen luar negeri AS mengatakan, para pejabat dari AS, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis - sebagai lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), plus Jerman, akan mengadakan perundingan mengenai masalah nuklir Iran pekan depan, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB. Kelompok itu dikenal sebagai P5-plus-satu. "Kami selalu siap untuk berunding, namun berdasarkan kondisi yang jujur dan saling menghargai," kata Ahmadinejad.
"Kalau seseorang berpikir bahwa mereka bisa, seperti, memerintah kami semuanya atau menguasai kami dan berbicara - sebut saja itu perundingan, itu tak akan dilakukan. Tapi jika mereka siap untuk duduk bersama, menghormati hukum, jujur, kami selalu siap untuk berunding."
Dia mengklaim bahwa semua aktivitas nuklir di Iran "harus dikontrol oleh kamera," semua materi yang bergerak ditimbang, diuji dan dikontrol. Jika selama ini IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) merasa prihatin, di sana tidak ada kendala bagi pemeriksaan."
Dirjen IAEA Yukiya Amano pekan lalu menuduh Iran tidak sepenuhnya bekerjasama dengan pengamat PBB itu, dan melarang dua pemeriksa nuklir badan tersebut memasuki negara itu pada musim panas ini. Ahmadinejad menuduh bahwa beberapa inspektur badan tersebut telah mengeluarkan informasi nuklir yang diberikan oleh Iran, dan itu adalah "ilegal."
"IAEA diminta untuk status perlindungan bahwa informasi itu, tak boleh disiarkan." katanya menambahkan. "Dan ditambah, IAEA menyadari adanya beberapa pelanggaran lain yang mereka telah izinkan."