REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, jumlah rombongan yang ikut kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencapai 70-90 orang. Namun, itu telah dipangkas.
Menurut Sudi, pemangkasan jumlah anggota rombongan itu sebesar 15 persen. "Yang jelas, kita sudah bisa memperkecil jumlah itu dari yang terdahulu-dahulu berkurang 15 persen, seperti yang pernah saya jelaskan. Jadi yang jelas kaitannya dengan kunjungan-kunjungan itu adalah bagaimana beliau sebagai kepala negara yang terikat dengan agenda-agenda resmi yang beliau harus ikuti," kata Sudi di Istana Merdeka, Selasa (21/9).
Sudi mengatakan, Presiden wajib menghadiri pertemuan internasional, antara lain G20 dua kali setahun dan KTT Asean dua kali setahun. Presiden selalu terbuka dalam setiap kunjungan ke luar negeri dengan menyampaikan ke seluruh anggota rombongan. "Apa yang kita dapat dari kunjungan kerja itu dan selalu signifikan," kata Sudi menegaskan.
Dia menjelaskan, sebanyak 70-90 orang anggota rombongan itu disesuaikan dengan kapasitas pesawat terbang, termasuk anggota DPR, DPD, dan wartawan. Rombongan yang melekat dengan Presiden seperti ajudan, sekretaris pribadi, staf khusus, dan Paspampres selalu menyertai Presiden dalam setiap kunjungan.
Mengenai pejabat lain yang dibawa dalam kunjungan ke luar negeri, Sudi mengatakan, "Ya tergantung tugasnya, tergantung agendanya, tergantung apa yang ingin dicapai, misalnya agenda-agenda di sana apa saja agendanya. Kalau agenda-agendanya itu, ada apa namanya itu, advantages yang kita ambil dari segi bisnis, yah kita ajak pengusaha-pengusaha terkait dan yang juga punya kemitraan di dalam negeri kita," kata Sudi.
Dia menambahkan, anggota rombongan disesuaikan dengan misi kunjungan kerja. "Jadi kita tidak bisa menentukan berapa jumlahnya, harus sekian, harus sekian. Kita sangat sesuaikan dengan keperluan kita, termasuk staf khusus juga tidak semua selalu dibawa, ini bergantian," katanya.
Staf khusus dan pejabat yang dibawa itu, kata Sudi, terkait dengan tema misi pertemuan, contohnya pertemuan tentang perubahan iklim atau pertemuan ekonomi. Berapa anggaran yang dibutuhkan? "Waduh kita tidak usah bicara itu. Kalau bicara nominal, apa yang kita belanjakan dan yang kita gunakan dalam perjalanan dinas itu yang jelas betul-betul bukan pelesir.
Rombongan yang turut serta ke luar negeri ada yang bernama tim advance, yakni tim yang tiba lebih dulu di negara tujuan sebelum Presiden tiba. Tugasnya untuk melakukan survei lokasi dan menyiapkan segala keperluan teknis yang dibutuhkan rombongan. Menurut Sudi, tim ini juga dipangkas jumlahnya. "Selama saya Mensesneg, saya sudah korting itu separuhnya, kalau dulu 10 misalnya sekarang menjadi 5," katanya.