REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—Sebagai salah satu negara yang sukses mempertahankan dan menciptakan swasembada pangannya, Indonesia ingin berperan lebih strategis dalam pengelolaan pangan dunia. Terlebih, Indonesia sudah menjadi anggota FAO sejak tahun 1949 dengan kiprah membantu pengembangan pertanian di negara-negara Afrika dan Asia Pasifik. “Jika Indonesia berhasil menempatkan perwakilannya di FAO, saya yakin peran kita di dunia internasional makin diakui,” kata Sekretaris Menko Kesra, Indroyono Soesilo.
Indroyono mengungkapkan hal itu saat memaparkan presentasinya pada acara promosi kandidat Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) di Bogor, Kamis (23/9). Indroyono Soesilo adalah kandidat yang diajukan pemerintah Indonesia untuk menggantikan posisi orang nomor satu di FAO yang sudah dipegang Jacques Diouf (Senegal) selama 15 tahun.
Menurut Indroyono, upaya menekan angka kelaparan penduduk dunia berbanding lurus dengan ketersediaan pangan. Saat ini, dunia menghadapi tantangan kecukupan pangan yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 2050 mendatang, jumlah penduduk dunia diprediksi meningkat sampai sembilan miliar orang.
“Sementara sumber daya pangan yang didapat dari hasil hutan, laut, pertanian, dan perkebunan terus mencapai titik krisis,” ujar Indroyono. Perubahan iklim yang menyebabkan anomali produksi pangan juga menjadi ancaman serius yang perlu dicarikan jalan keluarnya.
Dalam forum yang dihadiri sejumlah Duta Besar dari negara-negara sahabat tersebut, Menteri Pertanian, Suswono, menyatakan, keberlanjutan peran Indonesia dalam organisasi yang beranggotakan 192 anggota tersebut (191 negara dan satu Organisasi Uni Eropa), bakal membantu Indonesia dalam upaya menyediakan pangan warga dunia (feed the world).