Jumat 24 Sep 2010 06:21 WIB

Sumut Giatkan Pemberantasan Buta Baca Alquran

Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dewasa ini sedang menggiatkan mengenai pemberantasan buta baca Al Quran pada masyarakat terutama bagi kalangan generasi muda. Ketua Tim Pelaksana Taman Bacaan Al Quran, Drs Supardi, di Medan, Kamis, mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan untuk pemberantasan buta baca Al Quran adalah dengan menempatkan beberapa tenaga pengajar Taman Bacaan Al Quran (TBA) di beberapa daerah.

Namun sebelum diterjunkan kedaerah, para tutor tersebut terlebih dahulu mendapatkan pelatihan dan pembekalan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut. Beberapa materi yang diajarkan dalam pelatihan tersebut diantaranya metode membaca Al Quran dengan cepat seperti metode iqra, tilawatil dan al hira. Ketiga metode tersebut nantinya juga akan dievaluasi kembali melihat mana yang paling efektif untuk dimengerti oleh anak didik.

Setelah mengikuti pelatihan, para tutor tersebut nantinya akan mengikuti workshop dan seminar Internasional. Setelah tahapan tersebut barulah calon tutor itu akan dikirim ke kabupaten/kota di Sumut pada Oktober 2010.

"Pembekalan tersebut bertujuan agar masing-masing tutor itu dapat mengetahui teknis menjadi tutor di TBA terutama bagaimana mereka menyusun program, mengajar membaca Al Quran hingga membekali mereka dengan ilmu-ilmu agama," katanya.

Menurut dia, program tersebut sudah dicanangkan sejak tahun 2008 dan mulai berjalan tahun 2009. Anggaran untuk melatih sekaligus memberikan honor bagi para tutor sebesar Rp1,7 juta per bulan berasal dari APBD Sumut. Untuk tahun 2010 ini, para tutur tersebut akan diterjunkan dibeberapa TBA daerah seperti di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Simalungun, Tapanuli Utara, Asahan, Batubara, Serdang Bedagai, Karo, Pakpak Bharat, Dairi dan Medan.

"Ini merupakan program Pemprov Sumut hingga tahun 2013 yang akan mewujudkan 100 unit TBA di berbagai daerah di Sumut. Peserta yang menjadi tutor merupakan sarjana dari beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement