REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA-–Ketiga kandidat bakal calon ketua umum (ketum) Persis, sepakat bahwa pembangunan dunia pendidikan harus menjadi prioritas utama program kerja lima tahun ke depan. Saat ini lembaga pendidikan yang dikelola Persis dinilai belum maksimal dari sisi kualitas. Karena itu ketiga kandidat memiliki pandangan yang sama dalam membangun sumber daya manusia yang memiliki keunggulan moral, sosial, dan intelektual.
Para balon ketum Persis Ahad (26/9) menyampaikan visi misinya dihadapan para wartawan. Dari tiga nama, hanya KH Aceng Zakaria yang tak hadir dalam menyampaikan visi misinya. Pimpinan Pesantren Persis 99 Rancabango, Tarogong, Kabupaten Garut ini hanya menyampaikan pandangannya secara tertulis. Sedangkan Prof Dr KH M Abdurrahman, MA dan Dr H Atif Latifulhayat, SH, LLM, menyampaikan secara langsung visi misinya kepada para wartawan.
Saat ini, pengelolaan lembaga pendidikan di lingkungan Persis masih terfokus pada kuantitas. Karena itu, dalam lima tahun ke depan peningkatan kualitas lembaga pendidikan harus menjadi prioritas. ’’Pembangunan lembaga pendidikan ini memiliki tantangan yang berat karena menyangkut infrastruktur dan sumber daya manusia,’’kata Prof Dr KH M Abdurrahman, MA, salah satu kandidat ketum dalam penyampaian visi misinya.
Menurut Abdurrahman, saat ini lembaga pendidikan yang dikelola Persis, mulai dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi, baru mencapai 445 lembaga pendidikan yang tersebar diseluruh Pimpinan daerah (PD) Persis di Indonesia. Jumlah tersebut, kata dia, dinilai masih sangat kurang dibanding kebutuhan yang ada. Namun untuk menambah jumlah lembaga pendidikan tersebut bukan pekerjaan mudah. ’’Kita harus realistis. Karena itu program saya ke depan adalah meningkatkan kuantitas, terutama kualitas lembaga pendidikan tersebut,’’tutur dia, yang menggantikan almarhum KH Sidiq Amin.
Salah satu program yang akan direalisasikan jika Abdurrahman memimpin Persis adalah membangun kelas khusus di tiap-tiap lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA. Langkah ke arah tersebut, kata dia, sudah mulai dilakukan di beberapa lembaga pendidikan. ’’Namun saya berharap program ini bisa lebih ditingkatkan lagi,’’tutur dia.
Sementara itu, kandidat lainnya, Dr H Atif Latifulhayat, menyatakan, Persis juga harus peka terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya persoalan korupsi yang sudah sangat memprihatinkan. Persis, kata dia, memiliki tanggungjawab moral membantu pemerintah dalam memberantas praktik korupsi tersebut. Langkah yang bisa dilakukan, dan paling efektif adalah menerapkan kurikulum anti korupsi di lembaga pendidikan Persis.
Bahkan, kata Atif, Persis bisa bersama-sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) danMuhammadiyah dalam merumuskan kurikulum antikorupsi untuk diterapkan di lembaga pendidikan yang dikelola masing-masing. Dengan cara tersebut, kata dia, peran Persis dan juga ormas Islam lainnya akan lebih nyata. ’’Pemberantasan korupsi dari hulu saja tak cukup. Harusnya pemberantasan tersebut dilakukan dari hulu ke hilir. Dari hulu ini kita mencetak SMD yang antikorupsi,’’tutur dia