REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ditundanya penerbitan obligasi global PT Pertamina (persero) pada kuartal ketiga tahun ini ternyata karena belum selesainya laporan keuangan (audit report) 2009. Selain itu, kurang kondusif dan efektifnya kondisi pasar pada akhir tahun juga menjadi alasan molornya obligasi global BUMN migas ini.
Untuk itu, penerbitan obligasi global Pertamina kemungkinan baru akan dilakukan pada kuartal pertama 2011. ''Berbicara bond (obligasi), yang menjadi fondasi dasar yaitu audit report (keuangan) 2009-2010. Selama belum ada audit report itu, kami belum bisa bicara. Nanti kalau sudah ada (audit report), baru kami bisa duduk bersama (dengan pemegang saham) membahas hal ini,'' kata Direktur Keuangan Pertamina, Afdal Bahaudin, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/9).
Akhir tahun ini, lanjutnya, kondisi pasar juga dirasakan kurang kondusif dan tidak efektif. Jadi, Afdal menegaskan pihaknya harus mempertimbangkan hal tersebut. Terlebih lagi, nilai obligasi global Pertamina cukup besar yaitu senilai Rp 1,5 triliun. ''Akhir tahun market tidak kondusif dan tidak efektif. Kami (Pertamina) harus lihat situasi market kalau mau terbitkan bond. Tapi, nilainya masih sama Rp 1,5 triliun,'' ujarnya.
Namun demikian, dia mengatakan, pada Oktober mendatang perseroan akan mengusahakan agar RUPS laporan keuangan 2009 bisa segera dilaksanakan. Dengan demikian, perseroan maupun pemerintah selaku pemegang saham bisa membahas lebih lanjut mengenai rencana aksi korporasi perseroan selanjutnya, baik penerbitan obligasi, rencana revisi belanja modal (capex), laba bersih, maupun rencana Non-Listed Public Company (NLPC).