Rabu 29 Sep 2010 09:41 WIB

Skandal Seks Dorong Wacana Pengawasan Pastur di Amerika

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Pastur Eddie Long, salah satu pastur yang diduga sebagai pelaku skandal seks di gereja
Foto: ap
Pastur Eddie Long, salah satu pastur yang diduga sebagai pelaku skandal seks di gereja

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Skandal yang melibatkan pemuka gereja melahirkan sikap kehati-hatian masyarakat terhadap mereka. Wacana pengawasan pastur kemudian banyak berkembang di AS. Wacana itu menandakan pengakuan terhadap posisi gereja yang riskan terhadap persoalan prilaku, seksual, keuangan dan pemuka gereja.

"Seorang pemimpin Gereja haruslah kuat, hanya sedikit hambatan yang seharusnya menimpa mereka. Karenanya, seorang pastur atau biarawati bisa mengatakan "tidak" kepada yang lain," papar HB Rev London jr Wakil Presiden Pelayanan Gereja seperti dikutip dari Yahoonews akhir pekan lalu.

Ihwal penyimpangan seks, otoritas gereja tampak begitu terpukul. Gereja seolah ditelanjangi oleh mewabahnya kasus ini. J. Lee Grady, kontributor Majalah Charisma dan penulis buku 'The Holy Spirit is Not For Sale' mengatakan penyimpangan seks bisa mengganggu gerakan gereja.

Dia mengatakan resiko seorang pastur adalah hubungan mereka dengan Tuhan dan jemaat. "Jemaat tentu melihat mereka sebagai pemimpin dan mereka adalah perwakilan Tuhan," kata ida.

Seperti diberitakan sejumlah kasus yang menimpa gereja kasus penyimpangan seks, pengakuan pastur sebagai sosok berorientasi seksual menyimpang merupakan kasus yang sangat menonjol. Kasus ini terus berlanjut. Minggu ini saja, empat pemuda yang dulu merupakan jamaat Gereja New Birth Missionary Baptist Church, gereja yang dipimpin Eddie Long mengajukan tuntutan hukum atas kejahatan seksual yang mengakibatkan keempat pemuda itu terjerumus ke dalam prilaku seksual menyimpang dengan iming-iming mobil, uang dan jalan-jalan. Tiga pemuda itu berasal dari Georgia dan satu lagi berasal dari Charlotte.

Selain kasus pelecehan seksual, Long juga dihadapkan atas penyalahgunaan kewenangan dan keuangan gereja. Kasus ini kemudian mendapatkan perhatian serius Senator Iowa, Charles Grassley. Grassley mengamati kasus itu semenjak tahun 2007. Kasus penyalaggunaan kewenangan melengkapi pertanyaan masyarakat dan jemaat terhadap kewenangan pemuka gereja yang tampak melebihi hieraki Gereja dalam kepercayaan Nasrani.

Menurut aktivis gereja yang juga berprofesi sebagai wartawan, J Lee Grady, gaya hidup mewah dan kepemimpinan otokratis dapat mengundang munculnya selebritis agama dan godaan. "Ketika mereka jatuh, jatuhnya sangat keras. Seperti hal yang terlihat dalam tayangan televisi, kepribadian macam itu sukses menghancurkan seseorang," kata dia.

Catatan skandal yang membuat panas kuping memaksa otoritas gereja mulai memberikan pelatihan kepada para pastur dan mengadopsi pelatihan yang berkaitan dengan upaya pencegahan penyimpangan. Otoritas gereja berniat untuk menyiapkan penasihat pastur yang berjumlah minimal dua orang.

"Pemeriksaan khusus terhadap pemuka gereja dengan lebih formal dilakukan otoritas gereja untuk menghindari amuk jemaat terhadap pemimpin mereka," komentar Ahli Gereja Pantekosta University of Havard, Harvey COx. Penilaian sinis juga datang dari Pemimpin Redaksi Majalah Christianity Today, David Neff. Menurut dia, pelaksanaan kebijakan itu tidaklah mudah.

sumber : yahoonews
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement