REPUBLIKA.CO.ID, ASHDOD- Pemerintah Israel kembali mencegah aktivis kemanusiaan ke Gaza, Selasa (28/9) waktu setempat. Kali ini, larangan dilakukan terhadap sebuah kapal pesiar yang membawa 10 aktivis Yahudi, yang memprotes blokade Israel atas wilayah Palestina.
Para aktivis berasal dari Israel, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat. Mereka berlayar dari Cyprus, Ahad (26/9) lalu. Selain menentang blokade Israel, mereka berlayar guna menyoroti penderitaan 1,5 juta warga Palestina yang berada di Gaza.
“ Israel tak punya moral,” ujar salah satu aktivis, Reuven Moskovitz (82). “Saya adalah pihak yang selamat saat peristiwa Holocaust dan hampir mati. Saya tahu bagaimana rasanya diblokade dan saat itu saya berharap akan ada belas kasihan dan pihak yang membantu.”
Kapal pesiar yang bernama Irene tersebut membawa sejumlah obat-obatan, air bersih dan mainan anak. Menurut aktivis lainnya, Rami Elhaman, tindakan ini dilakukan sebagai bentuk simpati pada penderitaan rakyat Palestina.“ Kita (Yahudi) bukan orang-orang kejam,” ujarnya.
Saat kapal dibawa ke perairan Israel, menjauhi Gaza, kelompok pendukung para aktivis menggelar unjuk rasa di Pelabuhan Ashdod, tempat kapal pesiar itu berlabuh. Mereka meneriakan yel-yel dan membawa spanduk “ Hentikan Blokade”.
Sementara itu militer Israel mengatakan pihaknya mengambil alih kapal pesiar berbendera Inggris tersebut sekitar 20 mil dari perairan Gaza. Angkatan Laut Israel memberikan tembakan peringatan pada kapal tersebut dan disusul dengan serbuan puluhan tentara yang memanjat naik ke atas kapal. Israel menganggap apa yang dilakukan para aktivis merupakan tindakan provokatif semata dan membuang waktu serta tenaga.
Sebelumnya, beberapa kapal kemanusiaan yang hendak masuk ke Gaza juga dicegah Israel. Salah satunya penyerangan kapal kemanusiaan Mavi Marmara di perairan internasional, Mei 2010 lalu. Akibatnya sembilan aktivis tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Israel berdalih, kapal tersebut membawa senjata untuk Gerakan Hamas.