REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Mantan perdana menteri Australia John Howard pada Selasa (28/9) mengkritisi 'multikulturalisme' di negara-negara penutur bahasa Inggris atau Inggris Raya. Ia mengatakan beberapa sektor terlalu mengakomodasikan minoritas Muslim.
Howard, seorang konservatif bermulut tajam memimpin Australia selama 11 tahun hingga kalah pada pemilu 2007, mengatakan saat berkunjung ke Washington bahwa 'Anglosphere' (sekelompok negara berbahasa ibu Inggris) harus lebih berbangga diri dengan nilai dan pencapaiannya.
"Ini bukan merupakan saat untuk meminta maaf atas identitas khusus kami, melainkan secara tegas, terhormat dan kuat menekankan kembali identitas tersebut," kata Howard di Heritage Foundation, yayasan cendikiawan konservatif.