REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Sementara pemerintahan negara-negara Eropa terutama Inggris dan Prancis meyakini ancaman teror di wilayah mereka meningkat dan sebuah setting mirip serangan Mumbai telah dirancang, parlemen Jerman justru membantah hal ini.
Ketua komisi urusan dalam negeri di parlemen Jerman, Bundestag, Wolfgang Bosbach menyatakan, tidak ada rencana kongkret bagi serangan yang berhasil diungkap. "Situasi terancamnya Jerman memang mungkin tinggi dan mengkhawatirkan. Pakar keamanan menyebutnya "suara latar belakang yang semakin keras", dan menilainya sebagai ancaman," ujarnya.
Jurubicara Departemen Dalam Negeri Jerman, Stefan Paris mengatakan, informasi itu bukan hal baru. "Laporan yang disampaikan media-media Inggris dan AS hari Rabu ini sudah dikenal badan Jerman yang berwenang," ujarnya.
Menurutnya, informasi diperoleh dari hasil penyelidikan dinas rahasia. Informasi itu telah dinilai secara seksama dan intensif oleh badan keamanan, dan menurut hasilnya, saat ini tidak ada rencana serangan yang kongkret berkaitan dengan Jerman. "Berkaitan dengan bahaya terhadap Jerman, tidak ada perubahan apapun," demikian ditegaskan Stefan Paris.
Aparat keamanan telah lama memperhatikan antara lain gerakan-gerakan apa yang disebut "Kelompok Perjalanan Hamburg". Mereka dinilai berpotensi melancarkan serangan di Eropa. Tetapi hasil penyelidikan sejauh ini tidak dapat membuktikan dugaan tersebut. Dalam kelompok itu termasuk warga Jerman-Afghanistan, Ahmad S, yang diinterogasi di pangkalan militer AS sejak beberapa pekan lalu.
Beserta sembilan pria lainnya serta dua perempuan, ia mengadakan perjalanan ke daerah pelatihan teroris di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Menurut media, Ahmad S memberikan keterangan tentang rencana serangan di Inggris, Perancis dan Jerman. Dari sanalah peringatan bakal meningkatnya serangan teror di Eropa berasal.