REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi meminta para sosiolog untuk lebih sering muncul dan bicara. Hal ini terkait kejadian di berbagai daerah, yang menyiratkan bahwa belakangan masyarakat cenderung lebih mudah tersulut kemarahan, bahkan seringkali hingga menimbulkan kerusuhan.
Apalagi, kata Mendagri, pemicu kerusuhan itu biasanya hanya masalah sederhana. “Di Tarakan itu pertikaian pribadi saja dan meluas melibatkan macam-macam. Analisa berikutnya tentu bisa macam-macam. Saya kira para pakarlah yang bisa memaknai ini,” kata dia di Istana Wakil Presiden, Kamis (30/9).
Sebagai pemerintah, Gamawan sendiri mengakui telah menyurati seluruh gubernur dan walikota di Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan keamanan dan ketertiban masing-masing daerahnya. Surat tersebut sudah dikirim sebanyak dua kali, yakni sebelum dan sesudah Lebaran terkait pencegahan terjadinya konflik seperti di Tarakan dan wilayah lainnya. "Ya (isinya) meningkatkan kewaspadaan, koordinasi dalam rangka mencegah gangguan dan peningkatan keamanan dan ketertiban kepada semua gubernur dan walikota," kata dia.
Sementara, kata Gamawan, untuk menangani kerusuhan yang kini sudah terlanjur terjadi, Kemendagri juga sudah mengirimkan tim ke Tarakan dan terus melakukan koordinasi. "Yang penting kami prioritaskan dulu suasana agar bisa dikendalikan supaya tidak meluas dan suasananya tidak lebih buruk lagi," ujarnya.
Gamawan menambahkan, proses hukum harus dijalankan sebagaimana mestinya. Yang bersalah tetap harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Di lain pihak, perdamaian antarkelompok yang bertikai juga tetap dijalankan. Kemendagri, menurutnya, melakukan koordinasi dengan gubernur dan Pemda setempat. “Bapak Presiden akhirnya sudah menugaskan juga aparat kepolisian dan TNI untuk memperkuat kondisi di sana," jelasnya.
Gamawan mengaku heran menanggapi akhir-akhir ini di sejumlah daerah sering terjadi kerusuhan. Padahal sebelum Lebaran pemimpin di daerah sudah diperingatkan tiap tahun sekitar Lebaran sering terjadi tindak kriminal. Karena itulah, ia berharap adanya tindakan pencegahan kemarahan yang belakangan terlalu mudah tersulut.