Jumat 01 Oct 2010 04:48 WIB

DPR: Penertiban Mobil Mewah Bodong Jangan Tebang Pilih

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejumlah anggota Komisi III DPR RI mencurigai mobil mewah bodong tidak hanya beredar di Batam, Kepulauan Riau, melainkan kota-kota lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Pekanbaru.

"Masyarakat umum tahu, kasus mobil ini ada di daerah lain seperti Surabaya, Jakarta, Medan, Kalimantan Barat. Bahkan mungkin lebih banyak," kata Ketua Rombongan Komisi III DPR RI Aziz Syamsudin dalam rapat kerja dengan Polri di Batam, Kamis.

Ia meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus mobil mewah dengan dokumen palsu agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. "Kami minta Mabes tuntaskan di daerah lain. Tanpa terkecuali. Jangan tebang pilih," ucapnya menegaskan.

Senada dengan Syamsudin, anggota Komisi III lainnya, Desmon mengatakan jumlah mobil mewah bermasalah di Jakarta lebih banyak dibanding Batam. "Menurut saya ini main-main saja. Di Jakarta lebih banyak," kata dia.

Ia mensinyalir penertiban mobil mewah di Batam hanya permainan polisi. "Ini mainan polisi dengan penyelundup. Ini seolah-olah terbongkar," ujarnya.

Anggota Komisi III DPR RI juga meminta polisi bekerja sama dengan interpol, karena kasus pemasukan mobil dan pemalsuan dokumen mobil itu lintas negara. Diduga, kendaraan mewah yang beredar di Batam adalah hasil curian dari Negara Jiran.

"Dugaan ini melibatkan sindikat internasional. Bisa saja curian di Singapura," kata anggota Komisi III Bambang Soesatyo. Ia mengatakan, Indonesia tempat yang empuk untuk menjual barang ilegal. Apalagi Batam memiliki banyak jalan tikus. "Dan oknum mudah diajak kerja sama," tuturnya.

Anggota Komisi III dari Partai Hanura Syarifuddin, mengatakan pemasukan mobil dan pemalsuan dokumen mobil di Batam merupakan kejahatan lintas negara dan lintas institusi. "Ini melibatkan banyak institusi. Ini harus dibongkar," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement