REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia melawan Maladewa pada 12 Oktober 2010 kemungkinan besar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Jawa Barat, atau di luar Jakarta.
"Memang bukan main di Jakarta. Opsi dipindahkan ke Bandung cukup kuat," kata Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Indonesia-Maladewa, Joko Driyono, di Jakarata, Kamis (30/9).
Menurut Joko, pemindahan lokasi pertandingan bukan tanpa alasan. Pasalnya, sebelum bertandingan melawan Firman Utina dan kawan-kawan, Maladewa akan melawan salah satu tim lokal.
Adanya rencana bermain dengan salah satu tim lokal, kata Joko, akan mempermudah dalam menggelar pertandingan internasional timnas. Sesuai jadwal pertandingan Maladewa melawan tim lokal pada tanggal 9 Oktober 2010. "Sebagai panpel kami akan menyiapkan semua perlengkapan pertandingan sesuai dengan standar yang ada," kata pria yang juga CEO PT Liga Indonesia itu.
Joko menjelaskan, dari dua pertandingan internasional, yaitu melawan Uruguay di Gelora Bung Karno Jakarta pada tanggal 8 Oktober, dan Maladewa 12 Oktober menghabiskan anggaran antara Rp 10-13 miliar.
Dana itu selain digunakan untuk biaya operasional dua pertandingan juga digunakan untuk pembayaran 'match fee', terutama untuk timnas Uruguay yang akan diperkuat oleh pemain terbaik Piala Dunia 2010, Diego Forlan.
Sementara itu, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arief mengatakan, untuk 'match fee' pertandingan melawan timnas Uruguay diperkirakan antara Rp 3-4 miliar.
Ditanya persiapan tim, Arief mengatakan, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya kepada pelatih timnas Alfred Riedl. Sesuai dengan rencana selain menyiapkan 24 pemain, BTN juga memanggil empat pemain keturunan yang selama ini bertanding di Liga Belanda, Cina, dan Australia.