Jumat 01 Oct 2010 22:11 WIB

Kepala Polisi Dubai Diancam Dibunuh Mossad

Rep: Al Arabiya/ Red: Budi Raharjo
Mahmoud al-Mabhouh (kiri) dan foto-foto para tersangka pembunuh Mabhouh
Foto: AFP
Mahmoud al-Mabhouh (kiri) dan foto-foto para tersangka pembunuh Mabhouh

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI--Agen rahasia Israel, Mossad, tampaknya kalang kabut melihat operasi rahasia pembunuhan tokoh Hamas, Mahmoud Abdel Rauf al-Mabhouh, 20 Januari lalu di Dubai berhasil diungkap oleh kepolisian setempat. Bahkan, Mossad sampai melayangkan ancaman pembunuhan kepada Kepala Kepolisian Dubai, Dahi Khalfan, dengan maksud agar menghentikan penyelidikan kasus tersebut.

Surat kabar Al Ittihad, Kamis (30/9), mengatakan, Khalfan telah menerima dua kali ancaman pembunuhan dari Mossad. Ancaman itu disampaikan melalui surat di email dan satunya lagi melalui telepon yang diterima salah seorang keluarganya.

Ancaman yang disampaikan Mossad melalui email berbunyi, ''Lindungi dirimu sendiri, jika anda akan kehilangan lidah anda.''

Khalfan mengatakan, polisi Dubai telah berhasil melacak sumber email tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai email itu. Sementara, ancaman yang disampaikan melalui telepon diterima oleh keluarganya. Orang tak dikenal itu menitip pesan bagi Khalfan yang bunyinya agar Khalfan 'untuk tetap diam'.

Al Ittihad menulis bahwa ancaman melalui telepon itu disampaikan oleh seorang warga Barat yang memiliki dua kewarganegaraan. Setelah ditelusuri diketahui bahwa orang itu merupakan mantan agen Mossad. Karena itu, tanpa ragu, Kepala Kepolisian setempat menuduh Mossad berada di belakang ancaman pembunuhan tersebut. Namun, pejabat Israel belum ada yang bersedia mengomentari kasus ini.

Ancaman pertama bagi Khalfan disampaikan setelah dirinya mengumumkan foto-foto para tersangka pembunuh Mabhouh dan menuduh Mossad terlibat dalam pembunuhan tersebut.  Dia mengumumkan itu pada pertengahan Februari lalu. Kala itu, dia mengungkapkan, 11 tersangka pembunuhan memasuki Dubai dengan menggunakan paspor Eropa, yaitu Enam orang dari Inggris, tiga dari Irlandia, satu dari Jerman, dan satu lagi dari Prancis.

Warga Israel dengan nama yang disebut sebagai tersangka diketahui mempunyai dua kewarganegaraan. Identitas mereka tampaknya telah dicuri oleh Mossad. Berdasarkan laporan itu, Khalfan mengatakan, bahwa pihak berwenang di negara Barat telah menangkap seorang tersangka yang terlibat dalam pembunuhan Mabhouh hanya dua hari setelah pengumuman tersebut. Penangkapan itu dilakukan atas permintaan kepolisian Uni Emirat Arab kepada Interpol.

Mabhouh merupakan pendiri sayap militer gerakan Hamas. Dia ditemukan meninggal dunia di kamar hotelnya di Hotel al-Bustan Rotana dekat Bandara Dubai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement