REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Mairead Corrigan-Maguire kembali ke Israel meskipun larangan 10 tahun untuk berpartisipasi dalam armada bantuan Gaza.
Pengadilan Distrik Petah Tikva, Israel, kembali menggelar sidang atas pengajuan banding atas deportasi yang dilakukan terhadap pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Mairead Corrigan-Maguire, yang telah ditolak masuk ke Israel. Corrigan-Maguire ada di fasilitas penahanan di Ben-Gurion International Airport setelah dihentikan oleh polisi karena melanggar larangan memasuki Israel selama 10 tahun. Pencekalan itu dikenakan setelah ia mengambil bagian dalam armada kemanusiaan untuk Gaza, Rachel Corrie, pada awal Juni 2010.
Sebelum dia dideportasi, Corrigan-Maguire menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa dia dilarang memasuki Israel selama 10 tahun ke depan. Corrigan-Maguire, bagaimanapun, mengatakan bahwa aturan itu menyesatkan dan tidak menyetujui kondisi semacam itu.
Hakim Tinggi Ester Hayut memerintahkan pengadilan Petah Tikva untuk mendengar kasus-Maguire Corrigan setelah mendengar permohonan yang diajukan atas nama aktivis perdamaian Irlandia pada Rabu pukul 01.00 oleh Adalah, sebuah Pusat Hukum Hak Minoritas Arab di Israel.
Adalah meminta Keadilan Hayut untuk mengeluarkan perintah sementara terhadap deportasi Corrigan-Maguire. Selain menginstruksikan Pengadilan Negeri Petah Tikva untuk mendengar kasus ini, Hayut juga memerintahkan agar barang-barang Maguire Corrigan dikembalikan padanya.
Corrigan-Maguire mengatakan bahwa bertentangan dengan klaim Otoritas Populasi dan Imigrasi Israel, ia bukan dengan sukarela keluar dari Israel pascapenangkapan, tapi diseret ke arah pesawat oleh empat laki-laki ketika menolak untuk beranjak.
Kapal Rachel Corrie yang ditumpanginya sebelumnya dihentikan oleh petugas Dinas Pertahanan Israel dan ia dibawa ke Asdod. Corrigan-Maguire kemudian dideportasi bersama-sama dengan aktivis lain yang ada di atas kapal itu.