Sabtu 02 Oct 2010 04:01 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rencana penyelenggaraan festival film yang menampilkan perilaku seks menyimpang membuat geram sejumlah ormas Islam di tanah air. Menanggapi rencana itu, Majelis Ulama Indonesia dan ormas Islam secara tegas menolak penyelenggaraan festival tersebut. MUI bahkan menyimpulkan penyelenggaraan festival itu dikhawatirkan bisa merusak moral masyarakat.
Kepada para wartawan di Jakarta, Kamis (30/9), Ketua MUI, Ma'ruf Amin, menyatakan kebebasan berekspresi sejatinya tidak serta-merta bebas nilai. Amin menduga penggunaan wadah festival disalahgunakan atas dalih hak asasi manusia (HAM) dan seni budaya. Dia juga mengatakan pelaksanaan festival film gay sama saja menelanjangi kebebasan yang telah diatur oleh undang-undang.
Wakil Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, mengatakan dalam pandangan islam, perilaku seks menyimpang menyalahi fitrah sebagai manusia. Menurut dia, Islam dan agama lain secara jelas mengajarkan manusia untuk saling berpasang-pasangan guna melanjutkan keturunan. Karena itu, Amirsyah menilai penyelenggaraan festival ini justru mengaburkan ajaran agama sekalipun dalih pembelaan merujuk pada HAM dan seni budaya.
Seperti diberitakan AFP dan Alarabiya, rencana festival film gay terbesar di Asia bakal terlaksana di Indonesia. Dari rilis yang diterima Front Pembela Islam disebutkan, festival film gay ini merupakan bagian dari kampanye kemaksiatan, perzinaan, homoseksual, dan lesbianisme di Indonesia. Menurut FPI festival film gay ini disponsori oleh pihak yang mengatasnamakan seni budaya serta HAM sebagai dasar pelaksanaan festival.
Foto: hizbut-tahrir.or.id