REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Perum Bulog mengungkapkan realisasi pengadaan beras nasional hingga September 2010 mencapai 1,8 juta ton dari target sebesar 3,2 juta ton tahun ini. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Yogyakarta, Jumat mengatakan, pengadaan beras itu baru mencapai 56,25 persen dari yang ditargetkan. "Untuk memenuhi target, Bulog berencana melaksanakan pengadaan beras sebesar 1,5 juta ton hingga akhir tahun ini, sedangkan sisa stok beras Bulog masih 1,3 juta ton," katanya usai menghadiri pertemuan Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut dia, tingkat produksi beras nasional tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Sebelumnya tingkat produksi beras dan gabah mencapai 6,7 persen. "Saya prihatin produksi tanaman padi hanya 1,17 persen, padahal dulu mencapai 6,7 persen. Hal itu disebabkan adanya perubahan iklim dan peningkatan serangan hama seperti wereng coklat," katanya.
Ia mengatakan, harga beras di pasaran saat ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan harga beras dunia. Harga beras di Thailand saat ini sekitar Rp4.000/kg, sedangkan di Indonesia harganya mencapai Rp6.000/kg.
Namun demikian, Bulog tidak akan melaksanakan kebijakan impor beras. Bulog akan lebih memaksimalkan pembelian beras hasil produksi dalam negeri. "Beberapa daerah surplus beras antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," katanya.