REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD--Badan Intelijen Pakistan (ISI) meyakini ada puluhan orang berkewarganegaraan Eropa yang berada di perbatasan Pakistan dengan Afghanistan. Mereka meyakini orang-orang itu berad di wilayah yang "tak bertuan" itu untuk suatu pelatihan militer yang bisa digunakan untuk teror di kota-kota di Eropa.
Badan intelijen menggunakan penyadapan telepon dan perangkat lunak pelacak suara untuk kelompok yang kemungkinan memiliki hubungan dengan Inggris dan negara-negara lain Eropa yang berada di barat laut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Mereka juga mempercayai bahwa Alqaidah kemungkinan akan berpaling ke Eropa untuk melakukan teror karena mereka dapat bergerak bebas masuk dan keluar dari kota-kota di Eropa Barat.
Ketakutan akan perencanaan serangan teroris itu telah mendorong Departemen Luar Negeri AS menyarankan warganya yang bepergian ke Eropa untuk waspada. Pakar keamanan Eropa dan AS khawatir teroris yang berbasis perbatasan itu dapat merencanakan serangan bersenjata seperti yang terjadi di Mumbai, India pada 2008. Para pejabat intelijen AS yakin Osama bin Laden di belakang plot ini.
Pejabat intelijen yang mengungkapkan hal ini menyebutkan orang asing yang berada di wilayah itu termasuk warga Chechen, Uzbek, Arab dan Turki. DItengarai salah satunya warga Turki bekas personel Angkatan Udara yang pernah bertugas sebagai pilot pesawat F16. "Itu menunjukkan bahwa beberapa orang yang datang sangat berpendidikan," kata pejabat tersebut
Sementara penyelidikan tengah berlangsung, seorang pejabat intelijen Inggris menengarai adanya komunikasi intensif antara orang-orang di daerah tersebut dengan swilayah Midlands di Inggris, salah satu wilayah konsentrasi imigran Pakistan di Inggris.
Selain itu, juru bicara dengan Kepolisian Federal Jerman mengatakan pekan lalu bahwa ada bukti konkret bahwa 70 orang telah melakukan perjalanan dari Jerman ke Pakistan dan Afghanistan untuk pelatihan paramiliter, dan bahwa sekitar sepertiga dari mereka telah kembali ke Jerman.