Senin 04 Oct 2010 22:40 WIB

Awas, Cuaca Ekstrem di Indonesia Hingga Februari 2011

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah menyatakan iklim dan cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi di Indonesia hingga Januari atau Februari 2011 muncul akibat dampak pemanasan global.

"Cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun depan, karena itu sasaran rakor adalah untuk mengatasi dampak iklim dan cuaca ekstrim yang belakangan ini sudah dirasakan oleh masyarakat luas," kata Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, di Jakarta, Senin (4/10).

Usai memimpin Rapat Koordinasi tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrem di kantor Kemenko Kesra, ia mengatakan, tujuan rakor juga untuk menentukan langkah-langkah lanjut yang harus dilakukan oleh masing-masing kementerian atau lembaga terkait.

Menurut dia, kondisi Indonesia selain memiliki keunggulan strategis juga rentan terhadap bencana alam yang disebabkan fenomena cuaca dan iklim ekstrim serta gempa bumi. Berdasarkan hasil kajian panel antarpemerintah mengenai iklim, aktivitas manusia merupakan penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrim, naiknya paras air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas dan kebakaran hutan secara luas.

"Cuaca ekstrem dan perubahan pola curah hujan bisa berdampak pada gagal panen dan menyebabkan rawan pangan, gelombang tinggi yang membahayakan nelayan, banjir dan lain sebagainya," katanya.

Menurut dia, perubahan iklim dan cuaca ekstrem selain memunculkan berbagai wabah penyakit dan gangguan kesehatan lainnya juga akan berdampak pada para petani yakni perubahan pola tanam dan gagal panen serta para nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi. "Hal tersebut jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerawanan sosial," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement