Selasa 05 Oct 2010 00:33 WIB

Presiden Diminta Jelaskan ke Publik Alasan Memilih Ito

Rep: Andri Saubani/ Red: Djibril Muhammad
Gayus Lumbuun
Foto: Amin Madani/Republika
Gayus Lumbuun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Gayus Lumbuun, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan alasan terkait rencana pemilihan Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi, sebagai calon Kapolri. Meski pencalonan Ito sesuai dengan jenjang karier dan kepangkatan, menurut Gayus, masa tugas Ito di Kepolisian tinggal tersisa delapan bulan.

"Presiden harus memberikan penjelasan ke publik kenapa memilih Ito," imbuh Gayus, di gedung DPR, Jakarta, Senin (4/10).

Gayus menilai ada kejanggalan dalam rencana Presiden memilih Ito Sumardi sebagai calon Kapolri. Jika benar nantinya Ito dicalonkan dan terpilih menjadi Kapolri, Ito hanya akan bertugas selama delapan bulan sebelum memasuki masa pensiun.

Namun, menurut Gayus, rencana Presiden mengusulkan Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi menjadi calon Kapolri, sesuai dengan sistem. Maksudnya, Ito dinilai memenuhi persyaratan undang-undang soal jenjang karier dan kepangkatan.

Diwawancarai terpisah, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menambahkan, pemilihan Ito sebagai calon Kapolri adalah hak prerogatif Presiden. Ruhut pribadi mengaku lebih menginginkan calon Kapolri berasal dari lulusan Akpol tahun 1980 sehingga setidaknya memiliki sisa masa jabatan selama tiga tahun.

"Kalau cuma menjabat Kapolri selama delapan bulan, nanti proses pemilihan lagi itu kan uang semua, padahal kita harus ketat anggaran," kata Ruhut.

Sebelumnya, Ketua DPR Marzuki Alie, menginformasikan, Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) akan mengirimkan surat pencalonan Kapolri ke DPR sore ini. Sejak Ahad (3/10) malam, beredar informasi, SBY menjatuhkan pilihan calon Kapolri kepada Ito ketimbang dua jenderal yang selama ini santer dicalonkan yakni Komjen Nanan Soekarna dan Komjen Imam Sujarwo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement