REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD-–Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan sebelum fajar, Senin (4/10), terhadap truk-truk pengangkut bahan bakar bagi pasukan AS dan NATO. Selusin militan menghujani truk-truk yang sedang diparkir di pinggiran Ibukota Islamabad ini dengan tembakan senapan otomatis.
Akibat serangan ini, sekitar 20 truk habis terbakar, emapt orang tewas, tujuh lainnya terluka. Selang beberapa jam, seorang bersenjata lainnya menyerang dan membakar dua truk pengangkut perbekalan NATO di barat daya Pakistan dan menewaskan satu orang sopir.
Sejak Pakistan menutup perbatasan yang menjadi perlintasan iringan pasokan perbekalan NATO ke Afganistan pada Kamis lalu, sudah ada empat serangan serupa, termasuk serangan terhadap helikopter yang menewaskan tiga tentara Pakistan.
Di Brussels, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi atas insiden penembakan. Rasmussen mengatakan kejadian ini "tidak disengaja" dan berharap perbatasan akan dibuka lagi.
Meskipun Pakistan mengatakan blokade akan segera dibuka, serangan terakhir dan ancaman Taliban untuk meningkatkan serangan malah menaikkan saham saat penutupan, yang telah memperburuk ketegangan antara Washington dan Islamabad. Iring-iringan kendaraan yang menyeberang dari Pakistan membawa bahan bakar, kendaraan militer, suku cadang, pakaian dan persediaan non-militer lainnya untuk pasukan asing.
Kepada wartawan Associated Press, Juru Bicara Taliban mengaku bertanggung jawab atas semua serangan ini. Ditambahkan, serangan ini akan terus terjadi sampai persedian AS dan NATO benar-benar habis.
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan Islamabad pada panggilan telepon ke reporter Associated Press.
Para sopir truk perbekalan dari Karachi, melewati Pakistan, dan masuk ke Afhganistan, biasa berhenti untuk beristirahat karena perjalanan memakan waktu beberapa hari. Karena itu sulit bagi kepolisian Islamabad untuk melindungi truk-truk ini sepanjang waktu.