Kamis 07 Oct 2010 00:45 WIB

MUI Minta Pemerintah Berikan Perhatian pada Perekonomian Nasional

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Endro Yuwanto
MUI
MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah diminta agar memberikan perhatian lebih banyak lagi terhadap perkembangan ekonomi nasional, terutama agar perekonomian merata sampai ke masyarakat yang paling bawah. Pasalnya, maraknya kesenjangan ekonomi yang kini terjadi menjadi salah satu penyebab terjadinya banyak konflik.

"Masalahnya ketika konflik melibatkan orang beragama, orang men-generalisasi sebagai konflik agama," kata Ketua MUI bidang kerukunan antar umat beragama, Slamet Effendi Yusuf, usai menemui Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Istana Wapres, Rabu (6/9). 

Karenanya, MUI menyampaikan kepada wapres agar memberikan perhatian terhadap perkembangan ekonomi nasional. Anggaran negara, menurut dia, belum sepenuhnya sampai kepada tingkat masyarakat yang paling bawah dan mengakibatkan ada stagnasi perkembangan ekonomi, khususnya ekonomi mikro.

Bahkan Wapres, kata Slamet, mengiyakan bahwa makro ekonomi Indonesia sudah baik, namun masih ada problem untuk menetes ke bawah. "Kami MUI minta perhatian bahwa kesenjangan ekonomi di tingkat grass root inilah yang juga sering mengakibatkan sering terjadi konflik-konflik," katanya.

Slamet kemudian mencontohkan satu kawasan yang dihuni kebanyakan Muslim kini diubah menjadi kawasan real estate. "Masyarakat asli tergusur termasuk rumah ibadah dan muncul komunitas baru misalnya rumah ibadah lain," katanya.  Hal inilah yang kemudian menimbulkan konflik.

Upaya untuk memeratakan ekonomi, kata Slamet, dianggap MUI sebagai salah satu cara untuk menutup konflik yang antara lain bernuansa agama. "Kami dari MUI komitmen untuk menjaga kerukunan umat beragama. Kami komit untuk menyelesaikan konflik secara damai," jelasnya.

Karenanya MUI pun mengharapkan kepada wapres untuk mendorong program pemerintah agar betul-betul ditujukan guna menyeimbangkan kondisi masyarakat yang di satu sisi sangat baik sementara di sisi lain sangatlah lambat.

Menanggapi hal ini, menurut Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat, pemerintah sendiri sudah memiliki beberapa program yang efektif dalam mengentaskan kesenjangan ekonomi. "Tinggal bagaimana mensinkronkannya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement