Jumat 08 Oct 2010 04:19 WIB

Rekor Muri Baru: 6.873 Orang Makan Jeruk

Rep: Ismail Lazarde/ Red: Endro Yuwanto
Jeruk
Foto: Antara
Jeruk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebanyak 6.873 orang yang terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, anggota polisi dan TNI, serta aparatur Pemerintah Daerah Kalimantan Barat berhasil mencetak rekor nasional untuk makan jeruk, telur ayam, dan air lidah buaya.

Prestasi unik yang ditorehkan masyarakat Kalimantan Barat tersebut dilakukan di Auditorium Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kamis (7/10). Mereka pun berhak mendapatkan piagam Museum Rekor Indonesia (Muri).

Menteri Pertanian (Mentan), Suswono, menjelaskan, pencetakan rekor Muri di Pontianak tidak bisa dilepaskan dari kampanye mencintai produksi buah dalam negeri.

“Kalau semua masyarakat Indonesia senang makan jeruk, telur ayam, dan air lidah buaya seperti masyarakat Kalimantan Barat, tentu kita tidak akan diserang oleh produk buah-buahan impor,” ujar Suswono kepada Republika, Kamis (7/10).

Suswono sedang berada di Pontianak guna menyaksikan pemecahan rekor Muri dan membuka acara Pekan Raya Petani Muda se-Kalimantan Barat. Dia melanjutkan, rekor Muri makan jeruk yang berhasil dilakukan masyarakat Kalimantan Barat telah mengungguli prestasi serupa yang selama ini dipegang Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.

Beberapa bulan lalu, Balitbang juga berhasil mencetak rekor Muri untuk makan jeruk di Malang dengan jumlah peserta 3.358 orang.

Mentan menambahkan, pemecahan rekor Muri makan jeruk terlaksana atas inisiatif dari Kodam XII Tanjungpura, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, dan Universitas Tanjungpura-Pontianak. “Makanya tadi yang dapat penghargaan Muri ketiga lembaga ini,” ucapnya.

Dikatakan Mentan, rekor makan jeruk dengan peserta terbanyak tak hanya kegiatan seremonial yang mengincar catatan piagam Muri. Lebih jauh lagi, masyarakat Kalimantan Barat ingin membuktikan kepada seluruh rakyat Indonesia jika produksi buah-buahan lokal sebenarnya memiliki kandungan gizi serta kesegaran yang lebih tinggi dibandingkan buah impor.

Mentan mengakui, terkait ekspor-impor buah-buahan dan hortikultura, neraca perdagangan Indonesia masih timpang dibandingkan dengan komoditas lain seperti perkebunan. Dia mencontohkan, impor buah jeruk dari Cina lebih banyak dibandingkan ekspor jeruk Indonesia ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Sayangnya, masyarakat Indonesia kerap lebih memilih produk jeruk Cina daripada membeli jeruk produksi petani lokal. Alasannya tak lain adalah harga jeruk impor Cina lebih murah dibandingkan jeruk lokal. “Padahal jeruk impor itu sudah mengalami cold storage selama satu tahun, jadi sebenarnya bukan buah segar lagi,” imbuh Mentan.

Karena itu, Mentan berharap, kegiatan pemecahan rekor Muri makan jeruk bisa mendongkrak tingkat konsumsi buah-buahan rakyat Indonesia yang saat ini masih di bawah rata-rata konsumsi negara Asean. “Dan tentunya yang dikonsumsi adalah buah segar lokal produksi petani kita sendiri,” tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement