REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–PT Pelabuhan Indonesia II khawatir atas gagasan pembatasan truk di jalan tol yang dilontarkan Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo, yang biasa disapa Foke. Menurut Humas PT Pelabuhan II, Hambar Wiyadi, 40 persen aktivitas pelabuhan bisa terganggu jika pembatasan truk diterapkan.
Dia menjelaskan, penggunaan truk atau kontainer lebih banyak terjadi di siang. “Aktivitas malam hari persentasenya sangat sedikit,” kata Hambar, Jumat (8/10).
Ia menambahkan setiap hari ada sekitar 7.000 kendaraan yang beraktivitas di pelabuhan Tanjung Priok. Sekitar 60 persen di antaranya melalui Jalan Cakung-Cilincing. Sementara 20 persen melalui tol Cawang-Tanjung Priok. Sisanya, atau 20 persen lagi, melalui jalan lingkar luar Jakarta (JORR). “Dengan kata lain, kalau ada pembatasan truk dan kontainer di jalan tol, aktivitas yang terganggu bisa mencapai 40 persen,” katanya.
Menurut Hambar, pembatasan kendaraan seperti truk atau kontainer tidak terlalu diperlukan. Namun kalau memang tidak ada pilihan lain dan harus diadakan pembatasan untuk mengatasi kemacetan, ia berharap pemda atau pihak terkait bisa lebih hati-hati dalam pengaturan detailnya.
Untuk truk yang mengangkut barang-barang strategis seperti sembako sebaiknya tidak usah dibatasi karena itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Pembatasan ini, lanjutnya, juga akan mengakibatkan efek berantai yang sangat besar. Bukan hanya kontainer dan truk yang terganggu aktivitasnya, namun juga pihak pergudangan, perkapalan atau distribusi, dan bank.