Selasa 12 Oct 2010 00:30 WIB

Presiden Minta Telaah Kembali Rencana Relokasi Wasior

Rep: M Ikhsan/ Red: Siwi Tri Puji B
Banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
Banjir bandang di Wasior, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pembangunan kembali Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat ditelaah mengingat lokasinya yang berhadapan dengan bukit yang curam dengan kemiringan 60 derajat. Penelahan itu dilakukan untuk membangun kembali masa depan Wasior agar terhindar dari bencana.

"Kalau saya mendengar laporan dan saya lihat langsung memang tepat merupakan kawasan yang tipis karena langsung laut, dan kemudian berhadapan dengan bukit yang curam dan lereng 60 derajat, ini tentu dengan curah hujan, perlu kita telaah sunguh untuk pembangunan kembali hunian itu di masa depan," kata Presiden dalam Sidang Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Senin (11/10).

Untuk memastikan hal itu, Presiden akan melihat langsung Wasior pada Rabu (13/10). "Sebab lusa saya akan berangkat ke sana, rencana sekitar dua hari dua malam untuk melihat langsung dan mengambil keputusan di depan apa yang mesti kita lakukan pada tingkat pemerintah pusat dan tentunya pemerintah daerah," kata Presiden.

Presiden mengatakan, TNI telah mengerahkan berbagai kekuatan transportasi laut dan satuan untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi. "Tepat pada saya datang nanti malamnya sudah bisa berlayar dengan kapal perang, sarana paling tepat sekaligus membawa keperluan kita logistik dan material," kata Presiden menegaskan.

Menurut Presiden, meski baik Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana dan Menko Kesra tidak melihat langsung daerah terdekat Wasior yang konon dikabarkan tempat pembalakan liar, Presiden akan tetap memastikan kabar pembalakan liar itu. "Pembalakan liar yang saya ketahui terakhir diusut oleh kepolisian itu beberapa jarak dan tidak pada lokasi itu, tapi mari kita lihat langsung nanti," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement