REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Paus Benediktus XVI prihatin melihat perkembangan umatnya di Timur Tengah. Umat Katolik di wilayah itu dikatakannya terus menyusut mengikuti perkembangan waktu.
Keprihatinan itu disampaikan Paus saat membuka pertemuan Sinode para uskup Timur Tengah, Ahad (10/10), dengan tema utama untuk menciptakan perdamaian, keadilan, dan harmoni di Timur Tengah. Pertemuan itu juga mengundang tokoh Muslim Suni dan Syiah dari Timur Tengah.
Paus merujuk pada data statistik umat Katolik yang berada di Timur Tengah. Seabad yang lalu, penganut Katolik di sana masih berjumlah 20 persen dari total populasi. Namun sekarang, jumlahnya tinggal lima persen saja. Dan yang membuatnya kian cemas, penyusutan itu dilihatnya terus terjadi.
Sebuah dokumen kerja yang disiapkan untuk dipertimbangkan pada konferensi tersebut dan disajikan kepada Paus Juni lalu, mengungkapkan bahwa hampir setengah dari orang-orang Kristen Irak yang berjumlah 850 ribu, telah meninggalkan negaranya akibat perang dan kekerasan sektarian.
Dokumen itu juga menuduh pendudukan Israel di wilayah Palestina telah membatasi kebebasan bergerak, ekonomi, dan kehidupan beragama. Parahnya, sejumlah orang Kristen menggunakan alkitab untuk membenarkan pendudukan Israel sehingga ini membuat posisi Kristen Arab lebih sensitif.
Peserta konferensi, yang akan berlangsung sampai 24 Oktober ini, terdiri dari 180 uskup, yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah. Pembacaan doa dan pembukaan sinode itu dilakukan dengan menggunakan beberapa bahasa, termasuk bahasa Arab, yang akan menjadi bahasa resmi pada konferensi untuk pertama kalinya.